Langsung ke konten utama

Study Tour Exist'08 (8)

Terhitung hari ke delapan…

Tak sampai tiga puluh menit, tibalah kami di Bali!! Semua teman menjadi bersemangat. Lelah dan kantuk hilang. Tapi, yang terlihat hanya jalan lurus, sedikit berkelok-kelok yang cenderung menanjak. Serta pepohonan hijau di kanan-kiri yang tak ada habis-habisnya. Ternyata, hotel kami masih jauh. Hingga akhirnya butuh sekitar empat jam untuk tiba disana. Beberapa dari kami sempat tertidur kembali, malah. Termasuk saya. Hhe
Dan, *tadaaaaaaaaaaaaaaaaaa* tiba di hotel Darmadi yang letaknya tepat di jalan Raya Kuta. Hanya beberapa ratus meter dari Joger dan tempat-tempat lain, termasuk pantai Kuta tentunya. Lalu pembagian kunci kamar, teman sekamar saya sebelumnya saat di Jakarta (Mini dan Kidung) masih sekamar dengan saya disini. Bertambah dengan Maya karena teman sekamar sebelumnya, Idel, tak ikut ke Bali.
Sudah hampir Maghrib saat kami tiba disana. Setelah sholat dan menuntaskan beberapa keperluan lainnya, kami pun memilih keluar, berjalan menikmati Bali. Singgah dulu mengisi perut di warung bakso muslim yang tak jauh dari hotel. Ternyata tak terlalu sulit mendapat rumah makan muslim disana. Setelah saya dan beberapa teman makan malam, kami pun memulai penjelajahan kami. Beberapa teman tampaknya tak cukup puas dengan berjalan menjelajahi sebagian kecil Bali, mereka memilih menyewa sepeda motor. Ya, kami yang berjalan kaki puas saja… bahkan cenderung merasa lebih menikmatinya. Kami bisa singgah-singgah saat berjalan dan menemukan tempat yang menarik.
Awalnya, tujuan kami adalah pantai Kuta. Tapi, informasi dari seorang teman bahwa pantai Kuta berada pada jarak dua kilometer dari tempat kami berada membuat niat itu surut. Jadinya kami sepakat untuk berjalan semampu kami saja. Tapi, Kemampuan kami ternyata sepakat dengan kami. Kami terus berjalan, dan menemukan pantai di ujung jalan kami. Pantai yang kami dapati itu, ternyata bukan pantai yang ramai. Cenderung gelap dan tak ada orang selain kami disana. Tapi, kami melihat cahaya beserta keramaian di sebelah barat tempat kami berada. Jadilah kami menuju arah cahaya itu. Menemukan Discovery Shopping Mall. Mall yang langsung berhadapan dengan tepi pantai. Di sekitar mall tersebut juga terdapat beberapa restoran.
Kami tak berbelanja di mall ataupun makan di restoran itu. Kami… berfoto-foto ria didepannya. Hha. Kami juga sempat berkejaran dengan ombak yang pecah saat mencapai bibir pantai. Beberapa dari kami bahkan sampai basah terkena air asin itu. Hujan membuat kami harus terusir dari sana. Bukan karena takut basah dan sakit karenanya. Tapi, demi menjaga kamera yang dibawa beberapa teman. :P
Puas bermain-main disana, kami berjalan lagi. Kali ini, demi menghindari hujan tadi, kami memilih jalan keluar melalui mall tadi. Berjalan di dalamnya untuk mendapat jalan keluar dari sisi yang berlainan dengan tempat kami masuk tadi. Ternyata tak hanya puas berjalan disana. Kami singgah di antara barang-barang yang didagangkan tepat di tengah mall tersebut. Barang-barang yang unik, jika tak ingin dikatakan aneh. Hha.
Hujan mereda… kami meninggalkan mall tersebut. Tapi, rupanya hujan sedang ingin bermain-main dengan kami. Hingga akhirnya kami harus singgah berteduh beberapa kali sementara kami mencari jalan pulang. Hujan… singgah sekedar membeli minuman dingin. Hujan… singgah berfoto-foto. Hujan… singgah melihat barang diskon yang tetap saja mahal sangat. Hujan… singgah karena beberapa teman memilih berbelanja beberapa barang. Lanjut lagi berjalan, bermain kejar-kejaran dengan hujan. Berteduh yang semakin membuat perjalanan kami menyenangkan. Berjalanan kaki di malam hari, menyusuri jalanan berkilo-kilo meter, melupakan lelah, yang bahkan tak pernah sekalipun saya lakukan di kota sendiri.
Dalam perjalanan pulang, sempat berniat untuk meneruskan perjalanan ke jalan Legian. Seorang teman, Idham, sangat berkeinginan untuk kesana. Tapi, keinginannya yang disambut baik oleh saya jadi surut ketika Lucky, teman sekaligus penunjuk jalan kami, mengatakan bahwa jaraknya terlalu jauh untuk kami telusuri malam itu. Jadilah kami memilih untuk kembali ke hotel. Di perjalanan, beberapa teman menjadi lapar kembali. Jadi, singgah lagi untuk membeli makanan. Terlalu nyaman duduk lesehan, nonton TV, sembari menunggu teman yang membeli makanan untuk dibawanya ke hotel. Beberapa teman singgah ke warnet, ingin mengunggah foto-foto kami barusan, katanya. Tapi, ternyata batal karena terlalu banyak asap rokok di warnet sana. :-&
Pulang ke wisma… bersih-bersih diri kembali. Memakai pakaian ternyaman. Lalu, tidurrrrrrrrr… rencananya. Tapi… ketukan pintu dari seorang teman memaksa tubuh untuk terbangun kembali. Saya dan seorang teman sekamar tak jadi tidur. Dan, keluar dari kamar mengikuti teman yang tadi mengetuk pintu. Dua teman sekamar tadi telah tertidur pulas.
Kami berkumpul dengan teman-teman yang lain. Lalu, saya ditemani teman kami lelaki kami kembali ke kamar tadi, membangunkan dua teman kamar yang tadi tertidur untuk ikut berkumpul. Singkat cerita, karena beberapa hal, kami akan berpindah hotel esok harinya. Saya dan tiga teman sekamar lainnya kembali ke kamar untuk tidur. Beberapa teman lain memilih begadang nonton final world cup, beberapa lagi masih berkumpul dengan teman-teman yang lain tadi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Untuk Paris dan Jo

Singkat saja kali ini. Aku akan menyusul kalian. Seminar proposal. Segera. Segera, setelah bulat tekadku menghadap ibu PA cantik dan baik hatinya. Serta bapak Ketua Jurusan yang tak kalah baiknya. Ttd., Rizka dan sisa-sisa semangat demi menghabiskan 08 yang tersisa di sisa-sisa akhir kesempatan bergelar Sarjana Ilmu Komunikasi, eh, Sarjana Sosial dari kampus merah.

Rumahku Indonesia VS Darurat Covid-19

Ada yang tak biasa tentang keadaan sekarang ini. Negeriku Indonesia bersama dunia sedang berjuang melawan virus corona atau Covid-19 sejak akhir tahun 2019 lalu. Indonesia sendiri baru diliputi kepanikan tentangnya di awal Maret 2020. Ketika bapak Jokowi, presiden kita, mengumumkan dua orang di antara kita sudah terdampak virus ini.  Hari ini, menjelang akhir Maret 2020. Saya pribadi mendadak diserang sakit kepala teramat sangat. Setelah sore harinya  WA pribadi dan grup saya geger dikarenakan Prof. Idrus Paturusi, Rektor Kampus UNHAS pada masanya, termasuk dalam 13 orang positif Covid-19 di SulSel per 25 Maret 2020 ini. Seseorang seperti beliau pun sudah terdampak. Bersama 12 orang lainnya, yang bisa saja adalah mereka yang ditemui di keseharian kita. Semoga mereka lekas pulih, dan badai virus ini segera berlalu. Saya mengkhawatirkan banyak hal. Terutama, keluarga dan kerabat, pastinya. Yang mana, setelah menikah dan hidup dengan keluarga kecilku sendiri, saya tak lagi serumah

Kamu, Do'a Diam-Diamku

Aku akan mendo'akanmu diam-diam Aku masih mendo'akanmu, seperti yang sudah-sudah Tapi, tak selalu... tentu saja banyak hal lain yang ikut kudo'akan Tapi, juga ada kamu di sana Mungkin, tak seperti yang seharusnya Ketika takdir diputuskan dan itu bukanlah kamu Kamu satu-satunya orang, yang entah kenapa membuatku khawatir ketika harus kukabarkan kabar bahagiaku sudah datang Yang hanya kamu jawab, "Benar yang kubilang, kamu akan menikah." Kuminta kehadiranmu, kamu pun menyanggupinya, hadir mengisi bahagiaku seperti yang sudah-sudah Lega rasanya, juga senang tak terkira Seperti gadis kecil yang merajuk, dan dibujuk dengan es krim di tanganmu Atau, seperti ketika Hadirmu dengan segelas air di tangan Saat kuterbaring sakit Dan lagu itu akan selalu mengingatkanku tentangmu Dengan akhir yang sama Dengan do'a yang sama untukmu... Sahabatku, usai tawa ini.  Izinkan aku bercerita:  Telah jauh, ku mendaki.  Sesak udara di atas puncak khayalan.  Jangan sampai kau di sana T