Langsung ke konten utama

Study Tour Exist'08 (11)

Hari kesebelas…

Bangun sekitar pukul 08.00 dan menyadari kalau itu hari terakhir kami di Bali. Tria mengajak untuk pergi lagi bersama pamannya, mengunjungi tempat kemarin. Tapi, kutolak… tak sanggup membiarkan diri tergoda lagi dengan belanjaan itu. Akhirnya, Tria pergi dengan beberapa teman lainnya.
Sesudah mandi dan mempersiapkan barang bawaan nanti, saya baru tahu kalau rombongan kami akan ke tempat yang sama yang saya datangi dengan Tria semalam. Tempat pusat oleh-oleh yang pertama kami datangi. Semua barang bawaan disimpan di bagian resepsionis. Lalu, kami menunggu teman-teman kami berkumpul lengkap, setelah pukul 14.00, barulah kami memanggil shuttle bus lagi untuk ke tempat bus kami terparkir.
Benar saja, kami menuju ke pusat oleh-oleh itu. Saya setengah mati menahan diri untuk tidak turun kesana. Tapi, tergoda dengan teman-teman yang datang dari sana ke bus. Bukan dengan belanjaan mereka, tapi dengan sesuatu yang menghiasi tangan beberapa dari mereka. Temporary tattoo yang biasa disebut henna. Selagi menunggu teman-teman kami, termasuk kak Tima, berkumpul di bus untuk melanjutkan perjalanan ke bandara, saya nekad turun dulu untuk ber-henna. Saya menarik tangan Lily, memaksanya menemani saya. Hhe. Akhirnya, jadilah saya pulang ke Makassar dengan henna di tangan kiri saya.
Tidak semua dari rombongan kami yang langsung pulang ke Makassar. Angga melanjutkan perjalanan ke Lombok, sedang Etho, Lucky, dan kak Tima ke Jakarta. Angga sudah berpisah dengan rombongan kami sejak pagi. Pesawat kami, yang ke Makassar, dijadwalkan berangkat pukul 18.30 dari bandara Ngurah Rai. Kak Tima pada pukul 20.00. Sedang, Etho dan Lucky pada pukul 23.00.
Berat rasanya berpisah dengan teman-teman. Setelah sebelas hari bersama, mulai dari bangun tidur sampai tidur lagi. Belum lagi saat kami di bus, dimana kami terus bertatap muka selama lebih dari empat puluh jam, kecuali saat tertidur. Tak ada lagi teman sekamar. Tak ada lagi jalan malam yang sangat bebas dilakukan tanpa larangan orang tua, meski tak pernah sanggup keluar terlalu malam sebab kelelahan yang teramat sangat. Hhehe
Sekitar pukul 20.25 kami tiba di bandara internasional Sultan Hasanuddin, Makassar. Setelah mendapat barang masing-masing di tempat pengambilan barang, sebagian teman-teman sudah menghilang, pulang kembali ke keluarga masing-masing. Tapi, saya dan beberapa teman mesti tinggal dulu menyelesaikan beberapa urusan. Dua teman di rombongan kami, Mini dan Ayu Ashari, kehilangan barangnya. Tapi, setelah mengurus beberapa jam, Alhamdulillah semua barang itu ketemu. Setelah selesai mengurus, saya dan Ummy ikut Mini pulang. Ayu Ashari masih tinggal di bandara menunggu kejelasan keberadaan barangnya yang saat saya, Ummy, dan Mini pulang belum ada kejelasannya.Barang Mini masih di Bali, tidak ter-check in, katanya. Sedang Ayu Ashari, barangnya berada di Manado, terbawa barang dari pesawat kami yang transit di Makassar dan langsung ke Manado. *Waspadai barang bawaan Anda*


Sekian cerita tentang Study Tour kami selama sebelas hari tersebut. Masih agak panjang, memang. Tapi, tidak sanggup mengedit untuk mempersingkatnya. Seolah semua bagian adalah penting dan tak rela terlupakan. Terimakasih untuk semua yang telah membantu. Juga untuk setiap pihak yang mungkin tersakiti, saya minta maaf. Wassalam Alaikum Wr. Wb. ^^

220710 - 4.36am

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Untuk Paris dan Jo

Singkat saja kali ini. Aku akan menyusul kalian. Seminar proposal. Segera. Segera, setelah bulat tekadku menghadap ibu PA cantik dan baik hatinya. Serta bapak Ketua Jurusan yang tak kalah baiknya. Ttd., Rizka dan sisa-sisa semangat demi menghabiskan 08 yang tersisa di sisa-sisa akhir kesempatan bergelar Sarjana Ilmu Komunikasi, eh, Sarjana Sosial dari kampus merah.

Rumahku Indonesia VS Darurat Covid-19

Ada yang tak biasa tentang keadaan sekarang ini. Negeriku Indonesia bersama dunia sedang berjuang melawan virus corona atau Covid-19 sejak akhir tahun 2019 lalu. Indonesia sendiri baru diliputi kepanikan tentangnya di awal Maret 2020. Ketika bapak Jokowi, presiden kita, mengumumkan dua orang di antara kita sudah terdampak virus ini.  Hari ini, menjelang akhir Maret 2020. Saya pribadi mendadak diserang sakit kepala teramat sangat. Setelah sore harinya  WA pribadi dan grup saya geger dikarenakan Prof. Idrus Paturusi, Rektor Kampus UNHAS pada masanya, termasuk dalam 13 orang positif Covid-19 di SulSel per 25 Maret 2020 ini. Seseorang seperti beliau pun sudah terdampak. Bersama 12 orang lainnya, yang bisa saja adalah mereka yang ditemui di keseharian kita. Semoga mereka lekas pulih, dan badai virus ini segera berlalu. Saya mengkhawatirkan banyak hal. Terutama, keluarga dan kerabat, pastinya. Yang mana, setelah menikah dan hidup dengan keluarga kecilku sendiri, saya tak lagi serumah

Kamu, Do'a Diam-Diamku

Aku akan mendo'akanmu diam-diam Aku masih mendo'akanmu, seperti yang sudah-sudah Tapi, tak selalu... tentu saja banyak hal lain yang ikut kudo'akan Tapi, juga ada kamu di sana Mungkin, tak seperti yang seharusnya Ketika takdir diputuskan dan itu bukanlah kamu Kamu satu-satunya orang, yang entah kenapa membuatku khawatir ketika harus kukabarkan kabar bahagiaku sudah datang Yang hanya kamu jawab, "Benar yang kubilang, kamu akan menikah." Kuminta kehadiranmu, kamu pun menyanggupinya, hadir mengisi bahagiaku seperti yang sudah-sudah Lega rasanya, juga senang tak terkira Seperti gadis kecil yang merajuk, dan dibujuk dengan es krim di tanganmu Atau, seperti ketika Hadirmu dengan segelas air di tangan Saat kuterbaring sakit Dan lagu itu akan selalu mengingatkanku tentangmu Dengan akhir yang sama Dengan do'a yang sama untukmu... Sahabatku, usai tawa ini.  Izinkan aku bercerita:  Telah jauh, ku mendaki.  Sesak udara di atas puncak khayalan.  Jangan sampai kau di sana T