Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2011

Terakhir!!

Blog sebagai tempat curhat?? Belum lama ini seseorang menyinggung lagi tentang kebiasaan saya bercerita. Katanya, kebanyakan curhat. Ya, maaf kalau terkesan begitu. Tulisan saya mungkin tak berbobot, tapi beginilah saya. Hanya ini yang mampu saya bagi di blog ini. Ya... Mungkin sudah waktunya membenahi diri lagi. Seperti saat saya memutuskan untuk tak lagi menulis curhat saya di catatan sebuah jejaring sosial. Dan kalau dipikir-pikir, sama saja dengan saat saya menuliskannya disini. Padahal, saya sudah sempat mengira ini akan berbeda. Karena dengan mengunjungi blog ini (sengaja ataupun tidak), berarti orang itu sudah mengikhlaskan waktunya untuk membacanya. Tapi... kasihan juga kalau ternyata blog yang dikunjungi hanya berisi curhat tak penting. Ini berarti tak ada yang berubah dari saya selama ini. Ya, sudahlah... Mungkin sudah saatnya berbagi dengan diri sendiri saja. Melupakan kebiasaan bercerita. Atau melampiaskan emosi disini. Maafkan saya, blog... Mesti meninggalkanmu

Maaf, Membuatnya Memburuk Kembali :'(

Jujur, saya sangat malas bermasalah dengan orang lain. Tapi, kenapa begitu mudah bermasalah denganmu?? Untuk kedua kalinya, keadaan kita memburuk. Iya, mungkin ini salahku. Kemarin, saya mangkir dari jadwal yang sudah kita dan teman-teman tetapkan. Tapi, izinkan saya membela diri sedikit. Kemarin, saya tahu kalau kita ada jadwal. Tapi, tak ada kepastian hingga saya sempat berpikir kalau kegiatan itu batal dilakukan. Beberapa waktu kemudian, saya baru berinisiatif untuk memastikannya pada salah seorang teman kita. Dan, ternyata saya yang tak tahu kalau kegiatan itu jadi dilaksanakan. Sampai saya datang terlambat. Sangat terlambat hingga akhirnya saya seolah datang hanya sebagai 'tamu'. Dan... mulailah keadaan itu memburuk!! Kau terus menyinggung keterlambatanku. Menyinggung dengan mempersilahkan saya masuk ke ruangan itu sebagai tamu. Dan, kau jadi tuan rumahnya. -_- Saya sudah teramat merasa bersalah jauh sebelum kau menyinggungnya. Tapi, kenapa harus kau singgung terus?

Ya, Sudahlah...

Tak ada yang abadi, Teman... Termasuk, mungkin, pertemanan kita. Kau mungkin tidak pernah berpikir tentang ini. Saya maklum, isi kepalamu penuh sesak hingga mungkin tak sempat memikirkannya. Tapi, andai kau tahu... Kau satu-satunya teman yang saya betah dengannya meskipun dalam diam. Memang, pembicaraan kita kadang tak berada pada alur yang sama. Tapi, seperti yang pernah diceritakan nenekmu, saya bisa mengerti itu. Dan, maaf kalau sering menjadikannya lelucon. Bukan bermaksud merendahkanmu. Hanya saja, wajahmu terlihat sangat lucu tiap kali memprotes kami yang menertawakanmu. Hhe Kau tahu, saking seringnya bertemu denganmu... saya bisa membaca pikiranmu, juga suasana hatimu. Saya akan segera menjelaskan sesuatu saat wajahmu menyiratkan kebingunganmu. Dan... satu hal... saya paling hafal pada marahmu. Marah yang kau tujukan hanya padaku. Dan tiap kali kau menunjukkan wajah itu, saya akan bertanya pada diri saya sendiri, salah apa lagi yang saya perbuat hingga membuatmu marah. Anehn