Langsung ke konten utama

Berkumpul Kembali... :))

Lama rasanya tidak menikmati waktu bersama mereka. Barang satu atau dua jam. Terakhir, karena ada urusan yang mesti dikerjakan sama-sama. Lama tidak menertawai diri sama-sama lagi. :(

Tapi... akhirnya, waktu berpihak juuga pada kami. :))

28 Juli 2010 kemarin. Kami jalan sama-sama lagi. Bermula dari saling berkirim pesan singkat dengan seorang teman semalam sebelumnya. Mengajak jalan sebab sudah berminggu-minggu tak bertemu (teman ini tak ikut study tour kemarin). Lalu, janji akan jalan dan mengajak dua teman kami yang lain.

Masih dalam perencanaan jalan itu, saya mendapat konfirmasi 'iya' dari salah satu teman. Saya sampaikanlah konfirmasi itu ke teman yang semalam berkirim pesan singkat dengan saya. Dan... ternyata... si teman itu sudah berencana jalan dengan teman kami yang satunya lagi. Jadilah kami memutuskan saat itu juga. Sedang siang itu saya belum mandi dan siap-siap. Juga belum meminta teman, yang memberi konfirmasi tadi, untuk siap-siap. -_-

Perlu dua jam dari rencana pertemuan tadi untuk bisa berkumpul. *ngaret* haha. Mereka bertiga sudah tiba di tempat janjian kami saat saya datang. Tak apalah mereka menunggu, asal bisa bertemu saya. *loh!!* hha

Alhamdulillah... bisa bertemu lagi. Saling menertawakan diri lagi. Juga saling bantu pilih barang yang akan dipilih di tempat perbelanjaan itu. Huaahhhh!! Makasih, Mita, Mini, Tria!!!!!! (cozy) :)))))

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aktivitas di Luar Kebiasaan

 Halo, saya Rizka. Seorang istri dan ibu dari sepasang putra dan putri yang lagi lucu-lucunya. Dua anak cukup? Biasanya, keseharian saya hanyalah mengurus rumah tangga. Seperti ibu muda biasanya. Yang kemudian selama lebih dari setahun belakangan, mencoba beraktivitas di luar kebiasaan. Ini tak mudah, meskipun sekarang lebih mudah rasanya. Kenapa? Ada dua kenapa dan kenapa.  Kenapa saya masih menginginkan aktivitas lain di luar kebiasaan menjadi ibu rumah tangga? Saya mungkin masih bisa leyeh-leyeh di rumah. Menikmati empuknya pembaringan serta hembusan angin dari kipas angin listrik di sudut kamar, atas nama istirahat sejenak. Dari kesibukan memenuhi kebutuhan suami dan anak-anak saya. Tapi, seorang yang sangat bisa menikmati waktu santai dengan begitu seriusnya, juga sangat bisa bosan. Jadi, intinya adalah kebosanan itu sendiri. Yang bahkan semua cara untuk membunuh rasa bosan ini, sudah jadi aktivitas yang membosankan.  Bukan saya tak mencintai suami dan anak-anakku t...

Rumahku Indonesia VS Darurat Covid-19

Ada yang tak biasa tentang keadaan sekarang ini. Negeriku Indonesia bersama dunia sedang berjuang melawan virus corona atau Covid-19 sejak akhir tahun 2019 lalu. Indonesia sendiri baru diliputi kepanikan tentangnya di awal Maret 2020. Ketika bapak Jokowi, presiden kita, mengumumkan dua orang di antara kita sudah terdampak virus ini.  Hari ini, menjelang akhir Maret 2020. Saya pribadi mendadak diserang sakit kepala teramat sangat. Setelah sore harinya  WA pribadi dan grup saya geger dikarenakan Prof. Idrus Paturusi, Rektor Kampus UNHAS pada masanya, termasuk dalam 13 orang positif Covid-19 di SulSel per 25 Maret 2020 ini. Seseorang seperti beliau pun sudah terdampak. Bersama 12 orang lainnya, yang bisa saja adalah mereka yang ditemui di keseharian kita. Semoga mereka lekas pulih, dan badai virus ini segera berlalu. Saya mengkhawatirkan banyak hal. Terutama, keluarga dan kerabat, pastinya. Yang mana, setelah menikah dan hidup dengan keluarga kecilku sendiri, saya tak lagi...

"Apa Mimpimu?"

Banyak yang bertanya, "Apa masalahmu sampai lama begini kelar kuliahnya?" Yakin mau tahu? Karena jujur saja, saya sendiri tak banyak berpikir soal itu. Atau lebih tepatnya, saya tak banyak berpikir lagi selama tiga tahun belakangan. Kalau hidup ini bagaikan aliran sungai yang bermuara entah kemana, maka saya sudah hanyut di dalamnya. Tanpa sedikitpun usaha untuk memilih hendak bersinggah kemana. Saya punya seorang teman, yang sebenarnya bisa disebut motivator dan memahami psikologi seseorang. Satu waktu dia menanyakan satu hal yang kemudian menjerat kami dalam pembicaraan panjang dan dalam. Dari sini saya juga tersadar, kau tidak akan teringat kalau kau sudah melupakan sesuatu kalau tak ada yang menanyakannya. "Apa mimpimu?" Saya sendiri tak lagi mengandalkan mimpi untuk membuat hidupku bertahan. Sebut saja dia sudah hancur. Saya tak punya tujuan, dan ini serius. Saya pernah bermimpi menjadi seorang penulis. Lalu dia menghilang dengan sendirinya. Saya juga ta...