Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2010

Selamat Ulang Tahun, Bun!!

Selamat ulang tahun, Bunda... Hari ini tepat empat puluh tahun kau terlahir menjadi anak dari ibumu. Ibu yang sangat menyenangkan, meski seringkali kugertak akibat sikap paranoidnya yang berlebihan. Semoga beliau memaafkan sikap cucunya yang tak tahu terimakasih ini. Semoga tak sedih hatinya melihat anak dari anaknya berkelakuan berbeda dengan inginnya. Semoga tak sakit juga hatimu melihat tingkahku yang kurang ajar itu. Kurang dari separuh usiamu, telah diisi dengan kehadiranku. Kau memang masih sangat muda saat aku terlahir dan menjadi salah satu manusia pengisi harimu. menjadi salah satu orang yang kau sangat bertanggung jawab atas segala yang terjadi padanya. Semoga ada kesempatan dimana aku bisa membahagiakanmu kelak. Dan tak ada waktu untuk mengecewakanmu lagi. Amin... Tahun ini, tahun dimana kau mendapat berkah melimpah dari-Nya. Insya Allah, kau akan mengunjungi Tanah Suci yang menjadi Rukun Islam yang ke-empat. Akan ada keikhlasan disana. Kau ikhlas kesana. Dan kami disini, ik

Buat Adik Ketiga

Aku merindukanmu, dik!! Tepat setelah aku melihat bocah yang mirip denganmu melintas di hadapanku. Tentu bukan wajahmu yang mirip dengannya. Tapi, bobot badan dan sifat pecicilannya membuatnya kadang kuanggap sebagai dirimu. Dia nakal dan cerewet bukan main. Itu membuatku teringat dirimu. Teringat saat kau berusaha menarik perhatianku saat aku dengan seriusnya mengobrol dengan ayah. Kau bahkan siap memukul kepalaku dengan apa saja agar aku bersedia berbalik ke arahmu. Dan, ketika aku meladenimu untuk bermain bersama, kau akan segera menyiksaku! Menyiksaku dengan memintaku menangkap dirimu saat kau belajar melompat. Lalu, kita tertawa bersama saat aku berhasil meraihmu. Kuyakin, ayah sangat senang melihat tingkah kita yang akrab itu. Kuakui, aku sangat sayang padamu! Dan hadirmu, mampu meluluhkan kebekuanku pada keluargamu disana. Meski hanya meluluhkannya sedikit. Sebab aku takkan mau berdamai dengan orang-orang yang telah merebut bahagia keluargaku. Kecuali, kau. Entahlah... Aku langs

Berkah Ramadhan 1431 H di Hari ke-17

Ramadhan kali ini kembali menunjukkan berkahnya. Setelah Ramadhan yang lalu, kupikir tak ada lagi berkah untuk saya. Cukup sudah saya berbahagia setahun kemarin. Berbeda dengan perihal “dua berkah Ramadhan” kemarin. Kali ini, berkah saya adalah berbaikan dengan seorang teman. Tepat di hari ke-tujuh belas bulan suci ini. Kami berbaikan setelah tak pernah saling bicara ataupun menegur lagi sejak empat bulan lalu. Hanya karena sebuah gertakan darinya yang tak saya mengerti apa penyebabnya. Kami, atau tepatnya saya, tak lagi menganggap ada hubungan baik diantara kami. Tiap ada dia, saya akan menghindar sejauh mungkin. Begitu pula saat teman-teman menjadikan dia sebagai topik pembicaraan, maka kali itupun saya memilih diam. Seorang teman, yang sungguh sangat mengenal saya sejak tiga tahun kemarin, mulai menanyakan pada saya tentang hubungan kami. Katanya, sangat terlihat jelas saya berusaha sebisa mungkin untuk tidak terlibat dalam dunia dia. Kukatakan padanya tentang kejelasan yang sebena

POEXT - Sahur On The Road

Kini… kami jarang bertemu. Selain kampus kami yang berbeda-beda, yang membuat jadwal kami tak bisa mempertemukan kami, beberapa dari kami juga berada dalam jarak tak terjangkau oleh kami. Hanya bisa menunggu momen Ramadhan seperti kali ini. Tahun ini kami berhasil mengadakan Sahur On The Road, pada Minggu 22 Agustus 2010 dini hari tadi. Saya janjian dengan seorang teman untuk menjemput saya menuju rumah Ilho (untuk tempat nginap laki-laki) dan rumah Ade (untuk tempat nginap perempuan) yang sama-sama berkompleks di Minasa Upa. Kami janjian di Masjid Raya setelah Shalat Teraweh. Tapi, ternyata mobil yang menjemput saya itu masih menjemput teman kami yang lain. Jadinya, saya harus menunggu lebih lama. Untung ada paman yang telah mengantarkan saya kesana yang bersedia menemani saya menunggu. Setelah lama menunggu, ternyata teman-teman saya meminta Romi untuk turun menjemput saya. (doh) alamat dikerjai saya ini!!! Kenapa harus Romi?! Dan, tak berakhir sampai disitu, kami berdua duduk di bag

Sekilas tentang POEXT

POEXT (People Of Exact Two) disebut seperti itu sebab kami adalah orang-orang dari IA (Ilmu Alam)-2. Kami dipertemukan di Kartika Wirabuana-1 atau lazimnya disebut Kachak (KCK - Kartika Chandra Kirana - nama dulu sekolah kami). Waktu kelas X, saya di kelas X-2. Itu belum disebut POEXT. Lalu, kelas dirombak untuk membentuk dua kelas unggulan dan beberapa kelas lainnya, saya Alhamdulillah tetap di X2. Kelas dirombak lagi saat kenaikan kelas, saya mendapat XI IA 2. Masing-masing satu orang dari X1, X5, X8, dan X9, dua dari X7, tiga dari X3, dan empat dari X4. Sisanya mayoritas X2. Lalu, berlanjut ke XII IA 2 tanpa perombakan lagi. Di kelas XII IA 2 POEXT baru terbentuk. Dimulai dari sebuah acara yang dibuat oleh beberapa anak XII IA 2 yang mengatas namakan kelas kami dengan nama POEXT. Sampai sekarang, kami masih menyebut diri kami POEXT. Meski dengan nama tak sengaja itu. hhe Jangan pernah mengira kami akur. Sebab selalu ada konflik yang memperkeruh ikatan kami ini. Tapi, anehnya ujung-

Ingatan Tentangmu

Ada saat dimana ingatanku kembali tentangmu Saat seruangan dalam diam dgn org yg belum akrab dgnku Saat bergelut dgn ketidaktepatan waktu Saat kuabaikan waktu shalatku Saat hanya diam atas amarahku Saat bertemu dgn permainan masa kecilmu Saat menyanyikan "Hingga Ujung Waktu-SO7" yg sayangnya hanya untukmu Saat kelaparan dan menunggu ada yg hadir untuk mencari makan bersamaku Saat melihat coklat yg pernah kau janjikan untukku Ada saat dimana ingatan itu nyata, tapi hanya bisa bergerak meninggalkanmu. Maaf!!

'Ceramah' yang Hanya UNTUKnya

-_- Mau mengeluh dulu!! Hanya mempertanyakan, mengapa dia tidak dibiarkan bebas berbicara semaunya?? Mengapa selalu ada 'ceramah' untuk mengurungnya bebas berkata-kata?? Bukankah dia sama saja dengan mereka?? Yang membiarkan media itu menjadi tempat pelampiasan buah pikir mereka. Yang bahkan rahasia hati terdalamnya pun halal saja dilimpahkan kesana. Tapi, kenapa dia tidak?? Selalu saja ada 'ceramah'mu belakangan. Mengapa dia bisa mencurahkan apa saja seperti itu?? Atau... Bagaimana mungkin dia dengan mudahnya bercerita sekehendak hatinya?? Atau, UNTUK APA dia mengatakan kalimat penting itu?? Iya... Tahu... Kau hanya peduli pada pengontrolan emosinya yang terlalu terbuka. Atau, sok ngartis mungkin. Atau, sok dipedulikan banyak orang. Tapi, kenapa hanya pada dia kau PERUNTUKKAN kritik itu?! *sengaja ditulis saat perintah penahanan emosi belum berlaku... Menghindari batalnya puasa... Hhe

Pengurusan KRS yang paling Menyenangkan

Ngurus KRS lagiiii!! Bisa dibilang pengurusan di semester ini adalah yang paling menyenangkan (sementara ini). Mulai dari mudahnya menemukan bapak penasehat akademik, tak adanya tugas sebagai persyaratan dari beliau, juga banyaknya jumlah sks yang diijinkan olehnya. Alhamdulillah... baik sekali beliau kali ini. Entah kenapa, sepertinya saya diberkahi dan mendapat pencerahan. Secerah WARNA yang selalu digunakan oleh beliau. Bukan tanpa rintangan, sebenarnya.Hari senin seminggu kemarin saya seharusnya sudah bisa menyelesaikan pengurusan krs itu. Tapi, mungkin saya tak ditakdirkan untuk mengurusnya terlalu cepat. Beliau pulang duluan sebelum saya sempat menemuinya. Lalu, hari selasa... karena satu hal, saya batal ngampus hari itu. Hari rabu, ke kampus dan langsung menghubungi si bapak. Sayang, si bapak tidak ke kampus hari itu. Katanya, beliau sempat ke kampus hari kemarin dan baru besok baru datang ke kampus lagi. Sempat 'diceramahi' sama si bapak. Sebab salah pengucapan saat hen

Sesak!!!!!!!!!

Hal yang paling menyesakkan, adalah saat dimana orang yang paling dibenci dan ingin dilupakan, malah terus disebut oleh orang yang kau disayangi. Entah ini karena cemburu saja atau karena kebetulan... beberapa orang yang sangat tidak disukai malah dekat dengan mereka yang sangat disayangi. Ingin bercerita tentang rasa tak suka itu pada yang tersayang, tapi takut menyakiti hati si tersayang. Bingung, sungguh!! Bisanya cuma menstabilkan nafas yang tiba-tiba sesak saat mendengar nama-nama itu. Menahan emosi saat orang tidak disukai malah diistimewakan oleh mereka yang disayangi. Orang-orang yang tak disukai ini yang membuat diri sering munafik. Sering berbaik hati di hadapannya. Bahkan, sempat melakukan beberapa permohonan atas permintaan orang yang disayangi. Harus lebih sabar, mungkin. Semoga bisa menomorduakan kebencian itu untuk kesenangan orang yang disayangi. Aminnn... Atawa, menghapus kebencian itu dan memutihkan hati itu kembali. Amin.amin.amin!! *Terimakasih atas kehadiran mp3 da

Private Number, si Penyempurna Kebodohan

Beberapa bulan terakhir, menghubungi satu nomor dengan private number. Sempat rutin sekali seminggu. Kalau saja nokia 5000 itu tak rusak, pasti rutinitas itu masih tetap sama. Menghubungi hanya untuk mendengar seseorang di seberang sana mengatakan, "Halo, siapa ini??" Tak lupa percakapan sepihak itu direkam, lalu didengarkan beulang-ulang. Untuk menambah semangat, katanya. Bodoh memang!!!!! Lalu, berganti ponsel. Mulai menghubungi orang yang diseberang itu. Masih dengan nomor yang disembunyikan. Mencoba cari di om google tentang cara memprivasikan nomor dari orang itu. Bukan lewat settingan ponsel, tapi dengan menambahkan beberapa karakter di depan nomor yang ingin di hubungi. Sebab, sempat lupa merubah settingannya kembali, sampai-sampai telfonnya di-reject terus saat ingin menghubungi teman yang lain. Mencari-cari artikel yang tepat di om google, tapi malah menemukan fakta yang berbeda. Kabarnya, private number bisa dideteksi. Ada beberapa cara. *tanya saja sama om google*.

Dari yang Cuek kepada yang Sensitif

"Hubungan baik tak mesti dinilai dari sering tidaknya kita berinteraksi." itu kata beliau. Kita bisa saling berinteraksi, sering berbagi tawa dan cerita. Tapi, mana tahu hati kita menyimpan rasa tak suka. Kemudian menjadikan kita munafik karena mesti berbaik hati di hadapan orang itu. Kita juga bisa jarang berinteraksi, bahkan tak saling menyapa. Tapi, mana tahu dalam hati kita masing-masing menyimpan kekaguman satu sama lain. "Yang penting itu, senyum-salam-sapa!!" Itu katanya lagi. Itu yang bisa kita lakukan untuk saling menjaga hubungan baik. Kalau kita sering melakukan 3S tadi pada orang lain, apalagi alasan mereka tak baik pada kita?? Kecuali, ya... memang banyak sifat dasar kita yang menjadikan kita buruk di hadapan mereka. "Amalkan Asma'ul husna!!" masih kata-kata dari beliau. Mengasihi sesama. Saling memaafkan. Dan masih banyak kebaikan lainnya. Khusus untuk memaafkan, beliau menegaskan kalau ini adalah hal yang penting. Dan, benar... Memaafka