Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2010

Dia, yang Menguatkan Kerapuhan

Ini tulisan tentangnya. Tentang wanita hebat yang menguatkan setiap langkahku yang rapuh. Mungkin tak banyak yang pernah kutulis tentangnya. Kebanyakan, menulis tentang mantan pasangan hidupnya. Aku terlalu merindukan sosok mantannya itu, hingga lupa sosoknya yang lebih penting dari pria itu. Pernah aku menanyakan ini pada teman-teman sewaktu kecil dulu... "Lebih sayang mana, ayah atau ibu?" Kebanyakan dari mereka menjawab, "Sama saja. Tak ingin membeda-bedakan mereka." Saya bisa saja dengan tegas menjawab, "Ibu!!" Saya lebih dekat dengan beliau ketimbang ayahku, mungkin alasannya saat itu. Itupun sebelum ayahku harus pergi jauh untuk menuntaskan sekolahnya, selama dua tahun di ujung timur pulau Jawa sana. Sepulang ayah sekolah, jawabanku berubah... "Ayah!!" Itu karena ibuku dikirim bertugas di sebuah pulau (dan sekarang pun masih). Sampai akhirnya dari bangun sampai tidur lagi yang kulihat hanyalah ayah. Ayah ke kantor, saya bangunkan. Sepulang

Berkumpul Kembali... :))

Lama rasanya tidak menikmati waktu bersama mereka. Barang satu atau dua jam. Terakhir, karena ada urusan yang mesti dikerjakan sama-sama. Lama tidak menertawai diri sama-sama lagi. :( Tapi... akhirnya, waktu berpihak juuga pada kami. :)) 28 Juli 2010 kemarin. Kami jalan sama-sama lagi. Bermula dari saling berkirim pesan singkat dengan seorang teman semalam sebelumnya. Mengajak jalan sebab sudah berminggu-minggu tak bertemu (teman ini tak ikut study tour kemarin). Lalu, janji akan jalan dan mengajak dua teman kami yang lain. Masih dalam perencanaan jalan itu, saya mendapat konfirmasi 'iya' dari salah satu teman. Saya sampaikanlah konfirmasi itu ke teman yang semalam berkirim pesan singkat dengan saya. Dan... ternyata... si teman itu sudah berencana jalan dengan teman kami yang satunya lagi. Jadilah kami memutuskan saat itu juga. Sedang siang itu saya belum mandi dan siap-siap. Juga belum meminta teman, yang memberi konfirmasi tadi, untuk siap-siap. -_- Perlu dua jam dari rencana

TUA!!!!!! :((

"Tua meko, Rizka!!" kata seorang kakak. Hha. Iya!! Sudah tua!! :P Kalau setahun kemarin, saat angkatan 2009 datang, saya masih bisa merasa muda. Tahun kelahiran kami rata-rata sama. Tapi, tahun berjalan semakin cepat. Mereka, angkatan 2010 sudah pasti mayoritas setahun di bawahku. :(( TUA!!!!!!! Waktu di usia 18 tahun kemarin, entah kenapa, saya masih selalu merasa muda. Merasa masih bisa punya banyak salah. Tapi, angka 19 seolah membuat saya malu untuk salah lagi. Meski tak bisa dipungkiri, kesalahan demi kesalahan tetap terus terjadi karena perbuatan saya. TUA!!!!!! :((

Kembali ke Makassar

15 Juli 2010 Kembali memulai hari di kota sendiri, setelah selama 11 hari Study Tour (Study Media) di Jakarta dan Bali. Masih agak lelah, memang. Tapi, janji pada seorang kakak di kampus menunggu untuk ditepati. Meski telah lewat 3 jam dari janji sebelumnya. Maaf, kakak!! Setiba di kampus, masih di sekitar koridor rumah kecil biru-merah, ditagih oleh-oleh tentunya. Tapi, maaf……. Karena satu dan lain hal, mohon dimaklumi saya punya keterbatasan dalam membawa oleh-oleh. Harap bisa dimengerti dengan baik maksudnya. Tidak bermaksud membeda-bedakan. Hanya saja, saya tak cukup punya ‘sesuatu hal penting’ yang membuat saya bisa mengangkut oleh-oleh tersebut. Maaf, maaf!! Ok!! Setelah membantu kakak yang kini memiliki tanggung jawab ‘berganda’ tersebut untuk mengurusi ini-itu di birokrasi yang membuatnya kesal setengah mati, kami pun kembali ke koridor rumah kecil itu. Lalu, masuk ke laboraturium audio-visual, melihat-lihat teman-teman yang ikut pelatihan Jurnalistik TV (oleh Baruga dan Broad

Study Tour Exist'08 (11)

Hari kesebelas… Bangun sekitar pukul 08.00 dan menyadari kalau itu hari terakhir kami di Bali. Tria mengajak untuk pergi lagi bersama pamannya, mengunjungi tempat kemarin. Tapi, kutolak… tak sanggup membiarkan diri tergoda lagi dengan belanjaan itu. Akhirnya, Tria pergi dengan beberapa teman lainnya. Sesudah mandi dan mempersiapkan barang bawaan nanti, saya baru tahu kalau rombongan kami akan ke tempat yang sama yang saya datangi dengan Tria semalam. Tempat pusat oleh-oleh yang pertama kami datangi. Semua barang bawaan disimpan di bagian resepsionis. Lalu, kami menunggu teman-teman kami berkumpul lengkap, setelah pukul 14.00, barulah kami memanggil shuttle bus lagi untuk ke tempat bus kami terparkir. Benar saja, kami menuju ke pusat oleh-oleh itu. Saya setengah mati menahan diri untuk tidak turun kesana. Tapi, tergoda dengan teman-teman yang datang dari sana ke bus. Bukan dengan belanjaan mereka, tapi dengan sesuatu yang menghiasi tangan beberapa dari mereka. Temporary tattoo yang bias

Study Tour Exist'08 (10)

Hari ke sepuluh… Meninggalkan hotel sekitar pukul 10.00 menuju pasar Sukowati. Jaraknya yang agak jauh dari hotel kami membuat perjalanan itu harus kami tempuh beberapa jam. Di perjalanan sempat diadakan karaokean di bus, berganti-gantian antara teman serombongan. Untung saya tidak kebagian. :P Tiba di pasar Sukowati… kalap belanja!! Hha. Sampai-sampai semua uang yang dibawa nyaris habis. Bukan hanya saya, teman-teman juga. :P Batas waktu berbelanja yang diberi pada kami hingga pukul 15.00 ternyata tak cukup cepat bagi kami. Baru pukul 16.00 saja kami sudah selesai berbelanja. Lalu, makan siang di Bakso Muslim yang tak jauh dari tempat bus kami terparkir. Masih jauh dari batas waktu yang disepakati, seorang teman mengajak saya untuk masuk lagi ke pasar untuk membeli sesuatu yang lupa terbeli olehnya. Tergoda pada beberapa barang, akhirnya saya membeli beberapa barang lagi. -_- Kukatakan pada teman yang mengajak saya masuk tadi, Tria, “Tidak dua kali saya temaniko lagi. Gampang tergoda

Study Tour Exist'08 (9)

Hari ke Sembilan… Lelah berjalan semalam baru terasa. Bangun tidur bermalas-malasan dan baru menyadari penunjuk waktu sudah di pukul 09.30. Saya lalu bergegas mandi tanpa membangunkan teman sekamar lebih dahulu. Melihat mereka sedang tertidur pulas membuat saya tak tega membangunkannya. Apalagi mengingat betapa lelahnya kami menyusuri jalan berkilo-kilo meter semalam. Saya baru membangunkan mereka setelah selesai mandi. Yang lain bergiliran mandi. Lalu, setelah kami semua siap, kami pun segera jalan kembali menyusul teman-teman di kamar lain yang telah lebih dulu memulai perjalanan siang itu. Saya dan salah satu teman sekamar memilih sarapan dulu di depan hotel. Ada rumah makan Padang disana, insya Allah halal. Sementara dua teman sekamar kami memilih langsung ke Joger yang letaknya tak jauh dari hotel kami. Setelah sarapan, barulah kami menyusul ke Joger. Sempat berpapasan dengan beberapa teman yang mengingatkan ke kami bahwa beberapa jam lagi kami akan check out dari hotel. Kami berg

Study Tour Exist'08 (8)

Terhitung hari ke delapan… Tak sampai tiga puluh menit, tibalah kami di Bali!! Semua teman menjadi bersemangat. Lelah dan kantuk hilang. Tapi, yang terlihat hanya jalan lurus, sedikit berkelok-kelok yang cenderung menanjak. Serta pepohonan hijau di kanan-kiri yang tak ada habis-habisnya. Ternyata, hotel kami masih jauh. Hingga akhirnya butuh sekitar empat jam untuk tiba disana. Beberapa dari kami sempat tertidur kembali, malah. Termasuk saya. Hhe Dan, *tadaaaaaaaaaaaaaaaaaa* tiba di hotel Darmadi yang letaknya tepat di jalan Raya Kuta. Hanya beberapa ratus meter dari Joger dan tempat-tempat lain, termasuk pantai Kuta tentunya. Lalu pembagian kunci kamar, teman sekamar saya sebelumnya saat di Jakarta (Mini dan Kidung) masih sekamar dengan saya disini. Bertambah dengan Maya karena teman sekamar sebelumnya, Idel, tak ikut ke Bali. Sudah hampir Maghrib saat kami tiba disana. Setelah sholat dan menuntaskan beberapa keperluan lainnya, kami pun memilih keluar, berjalan menikmati Bali. Singgah

Study Tour Exist'08 (7)

Perjalanan ke Bali… Bus berangkat sekitar pukul 21.00, dan baru berhenti pada pukul 02.00 untuk makan malam. Beginilah kalau perjalanan jauh, jam makannya tidak jelas. Beberapa dari teman kami lupa makan malam dan menderita maag, termasuk saya. Untung ada obat dari seorang teman, yang lalu membuat saya merasa lebih mendingan. Terimakasih, Maya!! ^^ Lanjut tidur, lalu terbangun sekitar pukul 10.00. Dan beberapa menit kemudian singgah di POM Bensin untuk membersihkan diri, ada yang mandi, keramas, ataupun sekedar gosok gigi dan cuci muka. Untung saja bus kami ber-AC, jadi kami tidak terlalu bermasalah dengan keringatan. Tidur lagiiii *hanya itu yang bisa dikerjakan*. Sempat bermain UNO di atas bus yang sedang berjalan itu. *sempat-sempatnya!!* Oh, iya… AC bus kami sempat bermasalah di jalan. Mulai tidak nyaman dengan keadaan ini, bus kami diservis dulu AC-nya di suatu tempat. Jadinya, kami bersinggah lagi. Ada yang memanfaatkan kesempatan dengan mengisi baterai ponselnya di warung pedaga

Study Tour Exist'08 (6)

Hari keenam… Hari ini, tak ada bus yang mengantarkan kami. Pergantian kota yang akan kami lakukan malam nanti, juga berarti pergantian bus. Bus yang akan mengantarkan kami ke Bali, baru akan datang selepas maghrib nanti. Jadilah kami akan menggunakan bus trans Jakarta untuk membawa kami ke tujuan terakhir kami di kota itu, Komisi Penyiaran Indonesia (KPI). Naik busway!! Senang karena akan benar-benar merasakan udara kehidupan di kota Jakarta. Setelah sebelumnya dengan kamar ber-AC, bus ber-AC, dan tempat kunjungan kami yang semuanya adalah kantor ber-AC. Memang sempat merasakan udara Jakarta, tapi apalah artinya jika hanya beberapa menit, itupun selama kami meninggalkan bus untuk masuk ke tempat kunjungan atau ke wisma yang ditempati kami. Ternyata, perlu berjalan beberapa ratus meter, atau sudah masuk dalam hitungan kilometer untuk mencapai halte busway dari wisma kami. Berjalan dan sudah sangat kelelahan, tapi Alhamdulillah bisa tiba juga disana. Beberapa dari kami memilih naik bajaj

Study Tour Exist'08 (5)

Hari kelima… Karena pulang sangat larut pada malam harinya, sama seperti kemarin, beberapa teman kami bangun kesiangan. Mungkin cuaca saat itu juga berpengaruh. Hujan yang memberi efek malas berbuat apapun. Hujan deras juga membuat kami terhalang untuk masuk pada gedung di kunjungan pertama kami. Padahal, kami sudah berada di depan gedung tersebut tiga puluh menit lamanya. Takut sakit sedang rangkaian study tour kami masih lama selesainya, maka kami menunggu di bus hingga hujan agak mereda. Oh, iya… kunjungan kami hari ini, Lembaga Sensor Film. Disana kami diberi penjelasan tentang pentingnya penyensoran sebuah tayangan film/sinetron yang ditayangkan di bioskop maupun di televisi. Kami juga sempat diperlihatkan beberapa tayangan yang disensor. Mulai dari yang mengandung unsur pornografi, menyinggung/melecehkan SARA, sampai yang mengandung kekerasan yang teramat sadis. :-& Setelah itu, ada sesi tanya jawab yang sayangnya hanya dibatasi untuk tujuh orang penanya. *padahal biar seba

Study Tour Exist'08 (4)

Hari keempat… Huaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa… banyak yang bangun telat!!! Kalau tidak salah, ada pertandingan bola di malam harinya. Jadi, banyak yang begadang dan terlambat bangun pada pagi harinya. Kami tiba di kunjungan pertama hari itu 45 menit lebih lama dari perjanjian. Kunjungan pertama kami adalah sebuah perusahaan asuransi dimana seorang senior menjadi public relations disana. Hal yang baru kami ketahui, ternyata perusahaan besar tersebut didirikan oleh tiga orang guru. Dengan tanpa modal, mereka mendirikan usaha mereka sedikit demi sedikit, hingga sekarang perusahaan mereka telah mempunya cabang di beberapa kota besar, termasuk Makassar. Oh, iya… disana ada seorang senior kita, mbak Riana Mustamin yang juga menjadi pembicara disana. Alhamdulillah, kami diberi makan siang disana. Setelah makan siang, beberapa teman sempat berfoto-foto di lantai teratas gedung tersebut. Tempat pertemuan dan jamuan makan siang tami memang berada di lantai paling atas, jadi bukan teman-teman kami yan

Study Tour Exist'08 (3)

Hari ketiga... Saatnya berbelanja!! ITC Mangga dua menjadi tujuan kami. Di tempat ini harga barangnya bisa ditawar. Kata seorang teman, tawarannya bisa sampai 80%. Sayang. Saya tidah tahu menawar, cenderung tak tahan merasa kasihan pada si pedagang. Sempat tertipu juga membeli sesuatu dengan harga sekian dua barang, padahal di toko sebelahnya bisa didapatkan tiga barang dengan harga 30% di bawah harga yang kugunakan untuk membelinya. -_- Nasib wanita yang tak doyan belanja. Tapi, sempat mendapat barang dengan harga murah juga. 65% di bawah harga yang tercantum di barang tersebut. (money) (haha) Waktu bersenang-senang berakhir, lalu melanjutkan perjalanan ke sebuah stasiun TV nasional. Program acara yang akan kami tonton dimulai pada pukul 19.00. Tapi, bapak pendamping menyarankan kami untuk hadir dua jam sebelum acara dimulai. Niat untuk hadir dua jam lebih awal dari jadwal yang ditetapkan rasanya tak mungkin tercapai. Kemacetan ibu kota menahan kami selama dua setengah jam. Sampai-sa

Study Tour Exist'08 (2)

Hari kedua… Kunjungan pertama pagi itu, harian nasional. Mulai memasuki kawasan yang agak asing dari rute kemarin. Selagi bus kami mencari tempat parkir yang tepat, masih di atas bus, kami melihat kanda Nasrullah Nara sedang berjalan masuk ke gedung tersebut bersama koper kecilnya. Langsung saja salah satu teman kami, Idham, menghubungi beliau guna memberitahukan keberadaan kami. Di gedung tempat harian tersebut berada, kami sempat berdiskusi dan tanya-jawab dengan pihak harian tersebut. Lalu, touring di beberapa divisi. Dan, berakhir di tempat percetakan harian tersebut. Selagi touring saya sempat melihat sebuat lukisan yang membuat saya berhenti lama di depannya untuk memperhatikannya. Entah kenapa, lukisan tersebut menarik perhatian saya yang bahkan tak pernah tahu arti dari lukisan manapun. Di lukisan tersebut tampak seorang anak perempuan dengan anak lelaki yang lebih kecil darinya dan berada dalam balutan kain (atau apalah) yang berwarna hitam. Mungkin, saya pernah melihat lukis

Pemicu Amarah - Jiwa tanpa Kabar

Kembali terjadi... Karena ketersinggungan yang mungkin sepele, aksi penghindaran pun kembali terjadi. Selalu begitu, kegiatan penghindaran paling ampuh dilakukan untuk menjernihkan hati dari amarah yang menggila. Penghindaran... menjauh sejenak. Daripada amarah dilampiaskan tepat di hadapan di pemicu amarah?? Pilih mana?? Tapi, yang berbeda... amarah kali ini benar-benar reda. Seolah tak ada amarah sebelumnya. Seolah tak pernah terjadi sesuatu yang membuat kejengkelan sempat meningkat drastis. Apa karena kesabaran benar-benar sudah terlatih?? Apa iya sudah sesabar itu?? Atau, karena si pemicu amarah?? Hha... Tak tahulah. Yang jelas ada perubahan dari cara peredaman amarah. Amarah kali ini benar-benar reda. Hanya dengan menghindar sejenak. Bukan dengan menghindar, menjauh, pergi dan tak kembali, seperti rencana awal. Lalu kembali ke hadapan si pemicu amarah, yang sudah tertekan akibat rasa bersalah yang teramat sangat, dengan tampang datar. Satu kesadaran yang datang terlambat. Ada rasa

ULTAH KOSMIK - 21

20 – 21 Juli 2009 Saat itu, perayaan dua dekade Korps Ilmu Komunikasi (KOSMIK) UNHAS dilaksanakan di pelataran area parkir rektorat. Menginjak angka dua puluh biru-merah KOSMIK, salah satu hadiah kami untuknya adalah sebuah karya film indie berdurasi 29 menit 10 detik. Film tersebut kami beri judul “Baladika Duapuluh”. Bermodalkan pelatihan IHT (In House Training) yang kini bernama IMC (Indie Movie Class) oleh Kine-KIFO, kami para pemula nekad bergabung dengan beberapa senior untuk melancarkan pembuatan film ini. Sebagai pemula, tak banyak yang bisa kami lakukan. Kami baru melahirkan satu film indie sebelumnya, lewat pelatihan tadi. Lalu, bonusnya beberapa dari kami ikut lagi pada produksi selanjutnya. Mumpung api semangat masih sangat terasa saat itu, kesempatan itu tidak kami lewatkan. Dan, 20 Juli, hari pertama perayaan ulang tahun tersebut, di-launching lah film kami. Senang dan bangga teramat sangat, meski hanya sebagai asisten dari sang sutradara. Hhe Itu, setahun kemarin. Tahun

Study Tour Exist'08 (1)

4 – 14 Juli 2010 Perjalanan jauh menanti untuk ditempuh. Agak ragu, memang. Jarak yang ada di depan mata adalah jarak terjauh yang pernah membuatku tak akan merasakan hangatnya rumah lagi. Belum tahu seperti apa tempat yang akan didatangi membuat keraguan itu semakin menguat saja. Study Tour (Study Media) bersama saudara-saudari Exist’08 di Jakarta – Bali membuat saya pergi sejauh itu. *tak perlu malu untuk mengakui ini hal yang pertama, baik tempat atau apapun itu, sebab itu bukan hal yang memalukan* Hari pertama… Penerbangan peserta Study Tour, beserta satu dosen pendamping (Dr. Hasrullah) dan wali seorang peserta, yang terbagi dua membuat rombongan ini harus saling menunggu untuk bisa bersama kembali. Sekitar pukul 08.30 rombongan telah lengkap. Tapi, sempat berkurang kembali dikarenakan beberapa orang diantaranya sedang menyelesaikan urusan di kamar kecil, termasuk saya. Hhe. Lalu, sebutan “KOSMIK!!” yang terdengar lantang terdengar diucapkan untuk memanggil semua anggota rombongan

Ucapan yang Tak Tersampaikan Langsung

17 Juli 2010 Selamat hari lahir ke-42, ayah/bapak/tetta/papah/dan semua panggilan untukmu… ”Asslm.. selamat ulang tahun, p’!! Smoga tmbah shat slalu, bisa kurangi merokok.. Slalu ingat Allah.. Dan slalu sayang eka&kiky.. Amin.. ^^” Itu pesan singkat yang kukirimkan di menit ketujuh detik ke lima puluh dua hari lahirmu. Angka 42 terbentang luas di depan matamu, p’!! Bisa kukatakan, kau sudah tua. Tiga kata terakhir itu kalimat yang dibenci olehmu, tapi sayang harus kuucapkan. 42 tahu fisikmu berkelana di bumi. 19 tahun lebih di antaranya ada saya disana. Tak sepenuhnya dijalani bersamaku, memang. Tapi, cukuplah membuatku sangat sayang padamu. Tujuh tahun terakhir hubungan kita tidak seindah dulu. Bahkan ada dua tahun sebelumnya dimana jarak turut memisahkan kita. Dan, setahun sebelumnya, dengan satuan yang sama dengan usiamu kini, sekian-dua tahun, tiga puluh dua tahun masih sempat kita jalani bersama, lumayan bahagia. Hari itu, aku, kakak, dan ibuku membuat sedikit kejutan untukmu.

Yang Beda dari Kisah yang Berulang itu

Kisah itu kembali berulang. Tepat dua puluh kali perputaran jarum panjang di penunjuk waktu itu, setelah pengungkapan rahasia besar itu terjadi. Yang membuatku tersentak bukan kisahnya. Tapi, yang menokohinya. Salah satunya orang yang sangat kukagumi. Orang yang membuatku terisak setelah menolak kutuakan lewat panggilan. Beliau melarangku dengan sebab yang jauh beda dengan yang sebenarnya. Baginya, aku bersikap kurang ajar. Menuakannya, membuatnya semakin terlihat tua di mata orang. Padahal, satu-satunya alasanku hanya karena beliau benar-benar menjadi salah satu orang yang mengayomiku selama ini. Beliau juga sangat menghargai semua yang telah kutuliskan. Untung saja saya terlambat tahu semua itu. Sebab, jika saja saya tahu, bukan sahabatnya, orang pertama yang sangat bersemangat menyatakan diri sangat menyukai tulisanku, yang akan menjadi orang yang kusukai. Kisah itu kembali berulang. Beliau kembali dekat dengan kekasih hatinya. Yang berbeda, si wanita bersedia membuka hatinya. Belum