Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2014

Berbagi Berbagai Cerita

Saya suka mendengar orang bercerita. Sama sukanya dengan membaca cerita lewat tulisan. Saya hanya suka dengan cara orang-orang berbagi kisahnya masing-masing. Menurutku, ini seperti menularkan apa yang mereka rasa. Berbagi bahagia, haru, sedih, marah, dan kecewa. Apapun itu, bercerita membuat seseorang seperti punya arti. Bercerita seperti membuktikan bahwa seseorang (siapapun itu) penting keberadaannya. Setiap orang membutuhkan pengakuan untuk dianggap penting. Dan, dengan mendengarkan atau membaca ceritanya, kebutuhan ini cukup terpenuhi. Cerita perlu dibagi, biar tidak menyimpan sesak sendiri. Biasanya, seseorang yang bercerita akan lebih bahagia atau lega setelah menyampaikan kisahnya. Saya juga jadinya tertular bahagia dan lega dengan kisah apapun itu. Sembari berharap, setiap orang cukup puas dengan kisahnya sendiri. Seringnya, saya turut senang dengan kisah bahagia yang dipunya orang lain. Sangat bersyukur, di luar sana masih ada orang-orang yang berbahagia. Entah bagaimana,

Jodoh ......... Bertemu

"Jodoh pasti bertemu..." Itu kata Afgan pada salah satu lagu indah yang dinyanyikannya. Banyak orang berusaha meyakini itu. Sebagai harap biar bisa berjodoh dengan orang yang diimpikannya. Saya, tentu juga percaya itu.  "Jodoh harus bertemu..." Itu kata saya bersama seorang teman. Kami berusaha meyakini itu. Sebagai harap biar bisa berjodoh 'hanya dengan' orang yang dimaksudkan saja. HARUS. Agak-agak memaksakan kehendak memang. Tak begitu serius. Kami hanya menikmatinya. Tapi, semakin hari saya jadinya pesimis. Orang yang dimaksudkan seperti tak pantas mendapatkan do'a tulus seperti itu. Maka, kalimatnya diganti... "Jodoh harus bertemu, atau yang lebih baik dari itu." Tuhan yang menentukan siapa orang yang terbaik itu. Semoga bukan dia. Tapi, mau apa lagi kalau memang dia? Bukan sekarang... sekarang fokus dengan pencapaian hidup yang lain saja dulu. ;)

Harapan Itu Sudah Berhenti

Apa yang kau pikirkan tentang harapan? Berharap... atau menginginkan sesuatu yang mungkin jauh di luar jangkauanmu. Saya sendiri, menganggapnya seperti sesuatu yang menentukan bagaimana kita menjalani hidup ini. Dia serupa tujuan hanya agar hidupmu tidak berjalan tanpa arah. Dia penyemangat agar kau fokus menjalani satu macam hidup saja. Bukan membatasi, hanya mengarahkan. Hampir setahun terakhir, saya hidup seperti berharap pada satu hal saja. Terdengar bodoh memang. Tapi, begitu kenyataannya. Saya berharap pada seseorang untuk terus bisa menemani saya. Hanya karena dia bisa menyemangati, mengajari, juga mengingatkan tentang semua hal yang terlupa tanpa sengaja. Beberapa bulan kemudian, dia memilih pergi. Saya seperti kehilangan arah. Harapan saya musnah begitu saja. Lebih bodoh lagi, saya tak tahu harus berbuat apa untuk kembali mendapatkan semangat saya yang dulu. Sebenarnya, saya sangat membenci ini. Dan termasuk hal yang paling saya hindari dulunya. Bergantung pada kehadiran