Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2010

6 - (1+1) = ~

Maret setahun kemarin... Saat kita itu, kita masih sahabat. Bisa dibilang seperti itu. Masih ada kau untuk menjadi temanku berbagi cerita. Masih ada kau, yang mengingatkanku untuk bersikap dewasa tanpa melukai perasaanku sedikitpun. Lalu, seseorang memilihmu untuk menjadi seseorang yang istimewa baginya. Saya dengan egoisnya menyarankanmu untuk tidak menerimanya. Ya, waktu itu saya belum mengenal dia dengan baik, dan melarangmu untuk berhubungan dengannya. Tapi, mau apalagi. Pada kenyataannya, kau memilih untuk bersamanya. Lalu, saya menjauhimu. Sebagai aksi penolakanku atas keputusanmu. Teleponmu tak kuangkat, SMSmu tak kubalas, dan di tempat kita tiap hari bertemu pun saya menghindarimu dan lebih memilih berjalan dengan teman yang lain. Satu hari, saya menyadari itu salah. Lalu, meminta maaf padamu. Dan, saya kembali menemanimu. Kau pun begitu. Tapi, makin lama, saya makin muak dengan sikapmu. Kau seringkali meninggalkanku untuk pergi bersamanya. Satu waktu, muak itu memunc

e.x.i.s.t

Salah satu yang menyenangkan dalam hidup, yaitu bersama kalian. Bersenda gurau bersama. Tertawa bersama. Bercerita bersama, lebih tepatnya kalian bercerita dan aku diam mendengarkan. Tenang saja, aku bukannya tak peduli akan cerita kalian. Aku hanya ingin benar-benar menyimak pembicaraan kalian. Aku diam. Memperhatikan setiap tingkah kalian. Tertawa terbahak mendengar lelucon kalian. Menitikkan air mata saat haru tiba. Senang bisa menikmati waktu bersama kalian. Senang, AKU masih ada di antara kalian. Senang kita bisa dipertemukan oleh-Nya disini. Senang, semoga tak berakhir disini. Yang ternyata tak bisa kuingkari Aku memang mencintai kalian entah kenapa mencintai kebersamaan ini. Benarkah hanya karena kebetulan kita dipertemukan di tahun yang sama? Terimakasih untuk 15 Maret yang menyenangkan kemarin. Senang, hari ini, saat ini, masih tetap disini, bersama kalian. EXIST'08.

Rindu 'engkau'

Senang melihatmu lagi 'kali ini' Senang melepas rindu, bertemu dengan'mu' lagi Tapi, yang mengecewakan... Kau kembali berulah menjengkelkan saat bahagia memuncak Dan membuatku rindu lagi pada 'dirimu' tadi

Mengapa.mengapa.mengapa??

Desember 2009 Siang itu, di suatu cafe. Kami bertemu karena suatu urusan. Tak hanya berdua, ada banyak teman disana. Keadaan memaksa kami duduk bersisian. Lalu, pembicaraan pun dimulai. Kami berbicara tentang notes, catatan, tulisan, dan semacamnya. Dia bertanya, mengapa saya lebih memilih menulis daripada berbicara. Mengapa saya tak berbicara langsung dengan target tulisan saya. Dia bertanya, mengapa saya dengan begitu mudahnya bisa menuliskan apapun di catatan sebuah situs pertemanan. Mengapa saya bisa dengan begitu leluasanya mengungkapkan apa yang saya rasa, apa yang saya pikirkan. Saya diam. Tak tahu bisa menjawab apa. Lalu, sejak saat itu saya mulai berpikir. Mengapa saya seperti itu? Mengapa saya dengan begitu bodohnya, mengungkapkan semuanya? Seolah apa yang saya ceritakan, penting saja bagi orang lain. Padahal, di situs pertemanan itu, bukan hanya teman dekatku saja yang bisa membaca tulisan itu. Bahkan seseorang yang saya tak tahu jelas ada dan tiadanya saja juga

A.R.G.H!!!

Sepertinya hormatku sudah luntur padamu. Saya benar-benar membencimu sekarang. kalau bukan karena tanggung jawab yang mengharuskanku untuk selalu dekat denganmu, pasti sudah kutinggalkan kau sekarang. kembali seperti dulu, seakan kau tak penting lagi. Aku membencimu... Pertama... Karena kau tertawa, saat saya menanyakan sesuatu yang kuanggap serius. Saya serius bertanya seperti itu karena memang itulah anggapanku. Bukan sesuatu yang dapat dijadikan bahan candaan. Kau menertawakanku. Menertawakan pendapatku. A.R.G.H!!! Kedua... Karena kau baru menyuruhku untuk melakukan sesuatu, saat sesuatu itu sudah sangat genting. Tanpa berpikir bagaimana caranya saya melaksanakan perintahmu itu. Itu yang dua puluh menit lalu kau lakukan padaku. Entahlah akan bagaimana kita beberapa waktu ke depan. Yang jelas, saya tidak sanggup diperlakukan seperti itu. Berdoa saja semoga saya tak meledak di depanmu lah. Seperti ledakan emosimu barusan.

Mari tersenyum!! ^_^

Yang membuatku indah hari ini... Beberapa teman mengatakan tubuhku mengurus. Setidaknya, tidak segemuk kemarin. Mungkin, turun berat badan sedikit dari kemarin. ^_^ Selain itu, katanya saya lebih ceria hari ini. Hhe... sebenarnya, itu hanya karena sebuah kalimat yang pernah kubaca, entah dimana, lupa!! "Senyum bisa mengurangi beban pikiran kita. Dan, senang adalah pilihan kita. Pilihan reaksi atas kondisi yang menimpa kita." Reaksi cemberut atau murung, tidak akan mengubah kondisi yang ada menjadi lebih baik. Jadi, mari menikmati hidup!! Mari tersenyum!! ^_^ Source : Google beb, Google saja

Biru

Mulai bosan dengan hijau. Tapi, tak berarti akan berhenti menyukainya. Hanya bosan. Sekarang, mulai melirik biru. Mungkin, karena saya memang menyukai laut dan langit. Mungkin juga karena beberapa waktu terakhir saya lebih sering melihat langit. Mengamati segala perubahan yang ada disana. Mengamati pergerakan awan. Kulakukan karena dengan seperti itu saya merasa damai. Seperti saat saya sangat menyukai hijau, yang mendamaikanku. Kini, saya didamaikan oleh biru. Biru langit, biru laut. Maka, saya menyukainya, menyukai biru. Seperti template ini. Biru. Biru langit dan biru lautnya tampak sangat mendamaikan. Menyegarkan. Dan, semoga saja tidak membosankan seperti yang kemarin. Saya menyukaimu, biru.

Terlalu Baik untuk Menemaniku

Maaf untuk semua... Tapi, saya benar-benar bukan teman yang baik untukmu... Saya perusak !!! Dibuktikan dengan rusaknya laptop-mu, benda yang dalam beberapa minggu ini akan jadi sangat penting untuk kita, untuk tugas-tugas kita. Lalu, kutawarkan untuk meminjamkanmu laptopku. Hitung-hitung sebagai sebuah pertanggungjawaban kecil. Saya tak bisa dipercaya !!! Dibuktikan dengan, saat kau ingin meminjam laptopku, saya tak bisa menyempatkan itu. Tak mengusahakan untuk itu. Saya penghancur !!! Selanjutnya, tugasmu yang kau simpan di fd-ku. Kembali, sebagai sebagian kecil dari usaha pertanggungjawabanku. Tapi, fd tersebut malah dibawa oleh teman kita yang lain. Tugasmu berantakan, kau pusing, dan... saya tidak bisa berbuat apa-apa. Maka, saya meninggalkanmu malam itu. Kurasa, tak baik bagimu untuk berteman denganku. Sudah terlalu banyak yang kau korbankan untukku. Dan, sebaliknya saya sudah terlalu banyak mencelakai dirimu. Maaf, meninggalkanmu. Padahal, kau mungkin menungguku untuk

Semangat Baru

Kemana perginya semangat saya?? Lalu, kenapa dia kembali lagi sekarang?? Baiklah.. untuk yang pertama... Bingung mau jawab apa... yang jelas... sesuatu dan lain hal, menyurutkan semangat itu. Menunda segala hasrat yang ingin dituntaskan lewat tulisan. Menghapus segala asa yang sempat hinggap walau tak lama. Yang kedua... Ada hal yang kembali membuat semangat itu ada. Satu... Blog-nya mbak Upi. Si movie maker itu!! Awalnya, saya tidak begitu tertarik dengan karakter dia. Diluar karya-nya yang selalu menarik perhatian-ku, tentunya. Lalu, secara tak sengaja, saya menemukan blog-nya. Saya menemukannya dari info profil di fesbuk-nya Vino G. Bastian. Secara tak sengaja juga saya temukan di teman dari teman fesbuk saya. Saya bukalah blog mbak Upi itu. Dan, ternyata!! saya benar-benar, sangat teramat sangat menyukai semua tulisannya!! Seakan bisa tahu sedikit tentang hidupnya, tentang selera humornya yang bisa menyenangkan hati orang yang membacanya. Saya suka itu!! Dan ingin s