Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2010

Hidup Bercerita!!

Pernah merasakan tidak punya pegangan untuk mengabadikan cerita?? Ya, itu saya alami beberapa minggu terakhir. Keadaan yang sangat menyesakkan ketika ingin mengabadikan cerita tapi tak pernah bisa. Kalau tidak ingin diabadikan sebenarnya bisa saja. Bercerita dalam hati, sehingga yang tahu hanya saya dan Dia saja. Tapi, ingatanku terlalu rawan terlupakan. Jadi, bisa-bisa tidak meneruskan cerita yang sama seperti yang kuceritakan di awalnya. Oh, iya... banyak hal yang membuat cerita itu tidak terabadikan... Satu... Laptop rusak. Entah terserang virus apa, sampai-sampai terinstall ulangpun tak bisa. Baru coba diperbaiki oleh seorang teman. Masih sementara mencari teman-teman yang lain untuk memperbaikinya. Ada yang bersedia?? :) Kedua... Posting blog lewat ponsel?? Ponsel menunjukkan tanda-tanda kerusakan. Susah terkoneksi ke internet. :( Tiga... Ada fitur notes di ponsel saya!! Yippie!! :)) Pengabadian cerita terlampiaskan disini. Tapi... Empat... Si ponsel tipe 5000 itu rusak!! :'(

Keadilan bagi Sulung dan Bungsu

Okai... Juni ini pengeluaran besar dilakukan oleh ibu. Maaf, bun... Kedua putrimu yang tak tahu diri selalu saja menyusahkanmu. Dimulai dari pendanaan study tour beserta pelengkapnya. Mungkin, bagi sebagian orang jumlah itu tak banyak, tapi sangat berat bagi orang tua tunggal sepertinya. Meski dibantu sama ayah sedikit. Hhe Ditambah lagi, pembelian ponsel baru untuk si sulung, atas dasar asas keadilan. Adil bagi kedua putrinya, tapi baginya?? Memang sejak kecil mereka dididik untuk bersikap adil. Lebih tepatnya, ssi bungsu yang selalu menuntut agar orang lain, khususnya kedua orang tua mereka, memperlakukan mereka secara adil. Dibelikan ini kalau si sulung dibelikan ini juga. Diberi itu jika si sulung diberi itu juga. Bukan hanya dalam bentuk materi, tapi juga perlakuan. Misalnya, si sulung sudah pernah pergi atau diajak ke suatu tempat, maka sebagai manusia yang menjunjung tinggi nilai keadilan, si bungsu menuntut untuk dibawa ke tempat yang sama meski tak pernah menuntut kapan tepatn

Lari dari Kenyataan

"Memang lari dari kenyataan itu pilihanku. Terserah orang mau melihat sikapku, hanya seorang pengecut..." - Ada Band - Ya, pengecut. Dan cenderung sering lari dari kenyataan. Terlalu takut menghadapi kenyataan yang menegangkan. Terlalu sering melarikan diri. Seolah masalah bisa selesai begitu saja. Padahal sadar betul, masalah yang ada hanya ditunda tidak diselesaikan.

Air dan Udara

Sore tadi, oleh Air kepada Udara... Pernah kita dikabarkan dekat oleh beberapa orang. Aku, senang bukan main karenanya. Tentu saja. Sebab aku memang suka seperti itu, aku memang suka padamu. Lalu, kita menambah heboh kabar tentang kita. Tanpa sadar, wallpaper di ponsel kita sama, foto kita. Kau mungkin saja memasang itu sebab wajahmu terlihat sangat manis disana. Tapi, tidak aku. Aku memasangnya secara sengaja. Sebab objek di gambar itu kita. Aku dan kamu. Itu foto pertama kita. Aku menyukainya. Sambil sesekali berkhayal tentang nyatanya kabar yang beredar tentang kita. Berkhayal bahwa itu tak hanya kabar tak pasti, melainkan benar adanya. Benar ada kita di kenyataan ini. Lalu, seiring makin seringnya kabar itu datang, kau tampak tak suka atas itu. Kucoba meminta maaf padamu. Berharap kabar itu tidak merubah sikapmu padaku. Tapi, terlambat. Kau tak hanya berubah. Kau merubah kabar yang ada selama ini. Merubahnya menjadi kabar yang tak hanya tidak mengenakkan. Tapi, juga menyakitkan. K