Ini tulisan tentangnya. Tentang wanita hebat yang menguatkan setiap langkahku yang rapuh. Mungkin tak banyak yang pernah kutulis tentangnya. Kebanyakan, menulis tentang mantan pasangan hidupnya. Aku terlalu merindukan sosok mantannya itu, hingga lupa sosoknya yang lebih penting dari pria itu. Pernah aku menanyakan ini pada teman-teman sewaktu kecil dulu... "Lebih sayang mana, ayah atau ibu?" Kebanyakan dari mereka menjawab, "Sama saja. Tak ingin membeda-bedakan mereka." Saya bisa saja dengan tegas menjawab, "Ibu!!" Saya lebih dekat dengan beliau ketimbang ayahku, mungkin alasannya saat itu. Itupun sebelum ayahku harus pergi jauh untuk menuntaskan sekolahnya, selama dua tahun di ujung timur pulau Jawa sana. Sepulang ayah sekolah, jawabanku berubah... "Ayah!!" Itu karena ibuku dikirim bertugas di sebuah pulau (dan sekarang pun masih). Sampai akhirnya dari bangun sampai tidur lagi yang kulihat hanyalah ayah. Ayah ke kantor, saya bangunkan. Sepulang
Belajar kembali menjadi diri sendiri. Belajar tak banyak terpengaruh tentang keberadaan yang lain.