Setiap kejadian, punya waktunya sendiri. Akan indah pada waktunya sendiri. Agar kita mengingatnya. Setidaknya agar kita merasa 'pernah' mengalami hal yang indah juga. Tidak melulu menderita, bersedih, kesepian.
Ada yang menanggapi 'saat indah' itu dengan tertawa. Menertawakan kejadian lucu yang mungkin pernah menimpa. Atau... bersedih, berharap 'saat indah' itu bisa terulang. Lalu, menangisinya sebab tersadar kalau semua 'saat indah' itu tak mungkin kembali lagi.
Kau mungkin senang diperhatikan. Meski risih setiap gerak-gerikmu mengundang komentar semua orang yang ada di sekitarmu. Termasuk orang yang mungkin kau tak mengharapkan akan diperhatikan olehnya. Lalu, ketika kau tak lagi diperhatikan, dan melihat orang di depanmu mendapat perhatian yang dulu didapatkan olehmu, kau... rindu.
Kau bisa menanggapinya dengan ikut memperhatikan. Atau... hanya diam menertawakan mereka. Atau... diam dan kesepian sendiri.
Ada yang menanggapi 'saat indah' itu dengan tertawa. Menertawakan kejadian lucu yang mungkin pernah menimpa. Atau... bersedih, berharap 'saat indah' itu bisa terulang. Lalu, menangisinya sebab tersadar kalau semua 'saat indah' itu tak mungkin kembali lagi.
Kau mungkin senang diperhatikan. Meski risih setiap gerak-gerikmu mengundang komentar semua orang yang ada di sekitarmu. Termasuk orang yang mungkin kau tak mengharapkan akan diperhatikan olehnya. Lalu, ketika kau tak lagi diperhatikan, dan melihat orang di depanmu mendapat perhatian yang dulu didapatkan olehmu, kau... rindu.
Kau bisa menanggapinya dengan ikut memperhatikan. Atau... hanya diam menertawakan mereka. Atau... diam dan kesepian sendiri.
Komentar
Posting Komentar