Langsung ke konten utama

Insya Allah, Ikhlas Merestuimu

AIR SUPPLY - GOODBYE

I can see the pain living in your eyes
And I know how hard you try
You deserve to have much more
I can feel your heart and I sympathize
And I'll never criticize
All you've ever meant to my life

*I don't want to let you down
I don't want to lead you on
I don't want to hold you back
From where you might belong

**You would never ask me why
My heart is so disguised
I just can't live a lie anymore
I would rather hurt myself
Than to ever make you cry
There's nothing left to say but goodbye

You deserve the chance at the kind of love
I'm not sure I'm worthy of
Losing you is painful to me

* - **

You would never ask me why
My heart is so disguised
I just can't live a lie anymore
I would rather hurt myself
Than to ever make you cry
There's nothing left to try
Though it's gonna hurt us both
There's no other way than to say goodbye

Mencoba mengikhlaskan semua yang mungkin terjadi. Semua hal yang mungkin terjadi pada hidupmu. Sekalipun darah yang mengalir di tubuhku ini adalah bagian dari darahmu, sama sekali aku tak berhak mengekangmu untuk terus bersamaku. Sudah saatnya diri ini belajar dewasa. Hidup tanpa bergantung pada damainya pelukanmu. Kutahu aku tak mungkin kehilangannya. Tapi, kelak intensitasnya akan berkurang kan?? Jujurlah dalam menjawab ini. Toh kalaupun ada kebohongan, dalam waktu singkat pasti akan kudapati jawaban benarnya.
Kita berubah seiring waktu yang terus beranjak. Maka, tak sepantasnya diri ini mengunci hidup kita untuk tak berubah. Toh kelak akan kutemukan juga orang yang mungkin akan mengalihkan duniaku. Sekarang, masih giliranmu. Semoga tak salah aku melakukan ini. Semoga bisa sepenuhnya sadar, bahwa jodoh, rejeki, dan mati sepenuhnya diatur oleh-Nya. Maka tak seharusnyalah saya sok berperan dalam jodoh dan rejekimu itu. Selamat. Semoga selalu baik saja keadaaanmu, dimana dan kapanpun kau berada.
Kau tahu, ketika tangisanku tak dapat kubendung saat mendengar lagu di atas, aku bukannya tak rela kau meninggalkanku. Hanya saja, baru kusadari betapa menyedihkannya rasa ikhlas itu. Betapa sesungguhnya ikhlas dan sabar seolah menjadi hal yang sangat sulit dilakukan. Kutahu ikatan antara kita tak akan pernah putus. Tak ada 'selamat tinggal' disini. Hanya saja, lagu yang jadi single 'Air Supply' di tahun 1993 itu seolah menjadi lagu yang sangat pas untuk menggambarkan kondisiku saat ini.
Sama sekali aku tak pernah berniat untuk menyakiti hatimu. Tapi, mengikhlaskanmu bersamanya seolah menjadi mimpi buruk bagiku. Mombohongi diri jika saja tetap bertahan untuk tidak berkomentar. Tapi, tampaknya sudah bukan tempatku lagi untuk menolak. Seperti katamu dalam mimpiku beberapa malam yang lalu, "Sudah bukan saatnya lagi kau menolak..."
Katamu dengan serius dan sangat terasa nyata. Entah kenapa, kuyakini itu sebagai keinginan terdalammu yang kau sampaikan lewat alam bawah sadarku. Apapun itu, jika itu benar-benar keinginanmu, insya Allah akan berusaha kupenuhi. Untuk kali ini, restuku.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Untuk Paris dan Jo

Singkat saja kali ini. Aku akan menyusul kalian. Seminar proposal. Segera. Segera, setelah bulat tekadku menghadap ibu PA cantik dan baik hatinya. Serta bapak Ketua Jurusan yang tak kalah baiknya. Ttd., Rizka dan sisa-sisa semangat demi menghabiskan 08 yang tersisa di sisa-sisa akhir kesempatan bergelar Sarjana Ilmu Komunikasi, eh, Sarjana Sosial dari kampus merah.

Rumahku Indonesia VS Darurat Covid-19

Ada yang tak biasa tentang keadaan sekarang ini. Negeriku Indonesia bersama dunia sedang berjuang melawan virus corona atau Covid-19 sejak akhir tahun 2019 lalu. Indonesia sendiri baru diliputi kepanikan tentangnya di awal Maret 2020. Ketika bapak Jokowi, presiden kita, mengumumkan dua orang di antara kita sudah terdampak virus ini.  Hari ini, menjelang akhir Maret 2020. Saya pribadi mendadak diserang sakit kepala teramat sangat. Setelah sore harinya  WA pribadi dan grup saya geger dikarenakan Prof. Idrus Paturusi, Rektor Kampus UNHAS pada masanya, termasuk dalam 13 orang positif Covid-19 di SulSel per 25 Maret 2020 ini. Seseorang seperti beliau pun sudah terdampak. Bersama 12 orang lainnya, yang bisa saja adalah mereka yang ditemui di keseharian kita. Semoga mereka lekas pulih, dan badai virus ini segera berlalu. Saya mengkhawatirkan banyak hal. Terutama, keluarga dan kerabat, pastinya. Yang mana, setelah menikah dan hidup dengan keluarga kecilku sendiri, saya tak lagi serumah

Study Tour Exist'08 (7)

Perjalanan ke Bali… Bus berangkat sekitar pukul 21.00, dan baru berhenti pada pukul 02.00 untuk makan malam. Beginilah kalau perjalanan jauh, jam makannya tidak jelas. Beberapa dari teman kami lupa makan malam dan menderita maag, termasuk saya. Untung ada obat dari seorang teman, yang lalu membuat saya merasa lebih mendingan. Terimakasih, Maya!! ^^ Lanjut tidur, lalu terbangun sekitar pukul 10.00. Dan beberapa menit kemudian singgah di POM Bensin untuk membersihkan diri, ada yang mandi, keramas, ataupun sekedar gosok gigi dan cuci muka. Untung saja bus kami ber-AC, jadi kami tidak terlalu bermasalah dengan keringatan. Tidur lagiiii *hanya itu yang bisa dikerjakan*. Sempat bermain UNO di atas bus yang sedang berjalan itu. *sempat-sempatnya!!* Oh, iya… AC bus kami sempat bermasalah di jalan. Mulai tidak nyaman dengan keadaan ini, bus kami diservis dulu AC-nya di suatu tempat. Jadinya, kami bersinggah lagi. Ada yang memanfaatkan kesempatan dengan mengisi baterai ponselnya di warung pedaga