Langsung ke konten utama

Berbagi 5 Rahasia


Assalamu'alaikum Wr.Wb. :)

Ingin melanjutkan pembagian rahasia yang sebelumnya sudah memenuhi blog teman-teman. Terlalu terlambatkah? Awalnya saya hanya ikut membaca. Tanpa terpikir untuk ikut atau diikutkan. Tapi, tidak bisa lolos ternyata. -_-
Seorang adik mengingatnya. Ya, adik Titah. Ini dibuat atas permintaan adik Titah yang waktu itu bertemu di koridor dekat KOSMIK. Dan, kali pertama bertemu hari itu wajahnya bercahaya sekali. Sangat senang kelihatannya. Ternyata lagi, ingin meneruskan tantangan ini ke saya. -_- Baiklah... mari memulainya.

Sebelumnya, biar saya ingatkan dulu. Saya juga lupa ini rahasia atau bukan. Kadang saya suka bercerita ke seseorang yang menceritakan hal yang sama lebih dulu ke saya. Dan saya keseringan lupa bercerita 'apa' kepada 'siapa'. -_-

Tidak suka dicari di rumah!
Entah kenapa. Rasanya sangat tidak nyaman! Kalau ada yang cari atau lebih dulu memberitahu akan datang, itu tak apa. Tapi, kalau tiba-tiba datang!!! Saya terkejut...
dan detak jantung saya terus berpacu kencang. Bahkan sampai orang itu pulang dan meninggalkan rumah saya. Memang, kadang saya dicari sampai di rumah hanya kalau saya memang sedang sangat dibutuhkan, sangat dicari, dan tidak bisa dihubungi dengan cara lain.

Dua kali saya sempat mengalami ini. Pertama, waktu final kuliah JURMETAK (Jurnalistik Media Cetak). Tugas final berupa majalah. Dimana file yang sudah di-layout dan akan dicetak ada sama saya. Saya sudah mengantarkan file-nya ke rumah PIMRED (Anni). Tapi, setelah dibawa ke percetakan file-nya tak terbaca. Jadilah saya dicari Aris dan Akil. File-nya ternyata rusak dan mereka terpaksa menunggu saya menyelesaikan yang bisa di-edit. Aris menghabiskan waktu dengan sekaleng biskuit dan Akil tertidur di kursi saya. Kedua, final DPK2 (Desain Penelitian Komunikasi). Bahan tugas final (dalam bentuk skripsi) ada sama saya. Jadilah Fintya dan Ola mendatangi rumah saya diantar oleh Mini. Hari itu ternyata saya dicari semua teman sekelompok yang berniat menyelesaikan tugas. Saya tak tahu itu.

Penggemar Setia
Element (masih dengan Adhit)
Saya selalu setia kalau menyukai sesuatu. Contohnya disini boyband dan band saja yak. Belum dibuktikan dengan yang lain. :D Untuk band, saya sukaaaaaaaa Element! Panjang ceritanya soal itu. Yang jelas saya suka. Apapun itu. Boyband, saya suka F4 versi Taiwan. Atau yang sudah berubah nama jadi JVKV. Saya tetap suka meski mereka tidak lagi terkenal. Saya tetap suka meski tahu selalu dicela karena menyukai mereka. Saya tetap suka meski apapun itu. :D

F4/JVKV
Saya suka keduanya. Saking setianya, saya takut suka yang lain. Untuk band, saya sudah kebal. Dan melihat yang lainpun saya tetap suka Element. Meski juga suka yang lain. Tapi, belum ada yang mengalahkan Element. Meskipun sekarang mereka jarang eksis. Dan, sepertinya sedang berusaha untuk album ke-7 mereka. Semoga bukan yang terakhir. :') Untuk boyband, saya juga tidak mau suka yang lain. Meskipun banyak yang lebih baru, dan kontrak mereka sebagai JVKV sudah selesai. Mereka yang bahkan dalam album terakhir (Waiting for You) dengan lagu Experience seolah menggambarkan kesedihan mereka harus terpisah. Tapi, mereka akan selalu menjadi F4 :')

Tentang Menangis...
Mau dibilang cengeng? Silahkan. :)
Faktanya, saya tidak bisa menangis di depan keluarga saya. Terlanjur menguatkan diri dan tidak ingin terlihat lemah. Fakta kedua, saya tidak bisa melihat orang lain menangis. Siapapun itu. Otomatis ikut menangis. Tapi, pernah ada satu kejadian. Begitu tertekan sampai mau menangis. Seorang teman menguatkan saya supaya tidak sampai menangis. Setelah itu, gantian saya menemani teman tersebut menuju suatu tempat. Dia mau menangis, ternyata. Saya menguatkan diri untuk tidak ikut menangis. Hanya agar dia menghentikan tangisannya.
Saya bisa menangis tanpa bersuara. Tanpa terisak. Hanya diam. Mungkin saya terlihat lebih sering menangis daripada orang lain. Tapi, tangisan yang paling sedih, yang sampai terisak, baru tiga kali (seingat saya). Pertama, waktu Kakek saya meninggal. Kedua, waktu diberitahu seseorang, kalau dia akan memukul teman saya. Ketiga, waktu memberi tugas CSC dan tidak seorang pun yang mengerjakan :'(

Tinggi gengsi
Sangat! Kalau gengsi ini sedang kumat, tidak seorang pun bisa mengalahkan gengsi saya ini. Meski mungkin orang tersebut juga gengsian, tapi pasti lebih gengsi saya. Hahahahaha. Mau dibilang keras kepala? Silahkan. Saya juga berpikir seperti itu. Tapi, belum bisa mengalahkan rasa gengsi itu. :p Tapi, tapi, tapi... saya tinggi gengsi tapi tidak tinggi selera. Apa hubungannya? Silahkan dicerna sendiri. :)

Suka yang Jadul
Saya suka sesuatu yang tidak lagi disukai banyak orang. Tidak tahu juga kenapa. Soal fashion, orang yang mengenal saya pasti tahu kalau saya tidak menggemari itu. Contohnya, di musik saja lagi yak. :) Saya suka sesuatu yang sudah tidak baru. Sudah lewat 'masanya'. Playlist MP3 di ponsel saya bisa terisi lagu Menghitung Hari2 (Anda), Bukan (Garasi), lagu-lagu Alm.Chrisye, dan lainnya. Lagu yang seingat saya saja. Yang tiba-tiba terlintas di pikiran dan saya akan mencarinya sampai dapat. Lalu, memasukkannya di playlist.

Itu saja dengan susunan acak (yang sempat diingat). 
Terimakasih jika berkenan dibaca. 
Semoga memuaskan adik Titah. :D

Komentar

Postingan populer dari blog ini

"Apa Mimpimu?"

Banyak yang bertanya, "Apa masalahmu sampai lama begini kelar kuliahnya?" Yakin mau tahu? Karena jujur saja, saya sendiri tak banyak berpikir soal itu. Atau lebih tepatnya, saya tak banyak berpikir lagi selama tiga tahun belakangan. Kalau hidup ini bagaikan aliran sungai yang bermuara entah kemana, maka saya sudah hanyut di dalamnya. Tanpa sedikitpun usaha untuk memilih hendak bersinggah kemana. Saya punya seorang teman, yang sebenarnya bisa disebut motivator dan memahami psikologi seseorang. Satu waktu dia menanyakan satu hal yang kemudian menjerat kami dalam pembicaraan panjang dan dalam. Dari sini saya juga tersadar, kau tidak akan teringat kalau kau sudah melupakan sesuatu kalau tak ada yang menanyakannya. "Apa mimpimu?" Saya sendiri tak lagi mengandalkan mimpi untuk membuat hidupku bertahan. Sebut saja dia sudah hancur. Saya tak punya tujuan, dan ini serius. Saya pernah bermimpi menjadi seorang penulis. Lalu dia menghilang dengan sendirinya. Saya juga ta

Rumahku Indonesia VS Darurat Covid-19

Ada yang tak biasa tentang keadaan sekarang ini. Negeriku Indonesia bersama dunia sedang berjuang melawan virus corona atau Covid-19 sejak akhir tahun 2019 lalu. Indonesia sendiri baru diliputi kepanikan tentangnya di awal Maret 2020. Ketika bapak Jokowi, presiden kita, mengumumkan dua orang di antara kita sudah terdampak virus ini.  Hari ini, menjelang akhir Maret 2020. Saya pribadi mendadak diserang sakit kepala teramat sangat. Setelah sore harinya  WA pribadi dan grup saya geger dikarenakan Prof. Idrus Paturusi, Rektor Kampus UNHAS pada masanya, termasuk dalam 13 orang positif Covid-19 di SulSel per 25 Maret 2020 ini. Seseorang seperti beliau pun sudah terdampak. Bersama 12 orang lainnya, yang bisa saja adalah mereka yang ditemui di keseharian kita. Semoga mereka lekas pulih, dan badai virus ini segera berlalu. Saya mengkhawatirkan banyak hal. Terutama, keluarga dan kerabat, pastinya. Yang mana, setelah menikah dan hidup dengan keluarga kecilku sendiri, saya tak lagi serumah

Bahagianya adalah Bahagiamu??

I would rather hurt myself than to ever make you cry... potongan lirik Air Supply (Good Bye) yang saya tampilkan di salah satu akun jejaring sosial saya, rupanya menarik perhatian seorang teman. Si teman ini adalah satu dari beberapa teman yang lumayan dekat dengan saya. Saya punya beberapa teman yang hubungan saya dengannya setingkat di atas teman biasa. Disebut sahabat, tidak juga... sebab tak semua masalah bisa saya bagi dengan mereka. Hanya sekedar menjelaskan bahwa kejiwaan saya sedang terusik oleh adanya sebuah masalah. Tidak pernah secara detail menjelaskan masalah pribadi, semisalnya dengan kalimat panjang lebar hingga mereka merasa seolah ikut merasakan apa yang saya alami. Hubungan pertemanan ini, selanjutnya disebut persaudaraan (saya menganggapnya seperti itu), dalam prosesnya terjadi dengan saling memperhatikan satu sama lain. Mulai dari masalah makan, kalau mereka tak melihatmu makan seharian. Atau, menuduhmu tidak tidur seharian hanya karena kau tak bersemangat menjalan