Langsung ke konten utama

POEXT - Sahur On The Road

Kini… kami jarang bertemu. Selain kampus kami yang berbeda-beda, yang membuat jadwal kami tak bisa mempertemukan kami, beberapa dari kami juga berada dalam jarak tak terjangkau oleh kami. Hanya bisa menunggu momen Ramadhan seperti kali ini. Tahun ini kami berhasil mengadakan Sahur On The Road, pada Minggu 22 Agustus 2010 dini hari tadi.

Saya janjian dengan seorang teman untuk menjemput saya menuju rumah Ilho (untuk tempat nginap laki-laki) dan rumah Ade (untuk tempat nginap perempuan) yang sama-sama berkompleks di Minasa Upa. Kami janjian di Masjid Raya setelah Shalat Teraweh. Tapi, ternyata mobil yang menjemput saya itu masih menjemput teman kami yang lain. Jadinya, saya harus menunggu lebih lama. Untung ada paman yang telah mengantarkan saya kesana yang bersedia menemani saya menunggu. Setelah lama menunggu, ternyata teman-teman saya meminta Romi untuk turun menjemput saya. (doh) alamat dikerjai saya ini!!! Kenapa harus Romi?! Dan, tak berakhir sampai disitu, kami berdua duduk di bagian belakang mobil itu. Kurang ajjjjjjjaaaarrrrrrrr!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
Setiba di Minasa Upa, ternyata langsung ke rumah Ilho tanpa saya sempat disinggahkan ke rumah Ade dulu. Jadilah saya jadi cantik sendiri diantara mereka. Hha. Eh, ada Ayu (pacar Angga - si teman yang membawa kekasihnya tadi), tak jadi cantik sendiri. Hhe.
Terjadi konflik lagi saat menjemput Ratna dan Ade (yang punya rumah). Salah paham, yang bermula dari saya. Saya tak sempat konfirmasi ke Ade, kalau kami mau menjemputnya saja, dan malah memintanya ke rumah Ilho sementara kami sudah dalam perjalanan menjemputnya. Dia marah dan menutup ponselnya saat kami sementara menelpon. *Masalah kedua yang saya buat malam itu, setelah membuat seorang teman terlempar ponselnya sebab tangannya terkena lemparan tas saya* Trouble Maker mode: ON!!
Perjalanan kami terus berlanjut sementara pergantian hari terjadi. Masih dengan muka cemberut karena masalah-masalah yang saya buat. Setibanya kami di tempat pemesanan makanan yang akan dibagikan saat sahur, kami singgah di rumah salah seorang teman yang tak jauh dari sana, rumah Dayat di sekitaran PK. Ketemu Ade yang tadinya berlainan mobil dengan saya, dan ternyata dia hanya bercanda dan tak marah kepada saya!! Yeyeyey!!^^
Makanan datang, SOTR segera dimulai. Salah satu dari tiga mobil rombongan kami, adalah mobil pick-up. Disanalah sebagian makanan yang hendak dibagikan kami letakkan. Rencananya mobil itu yang menjadi pembagi makanan dan kami hanya mengekor di belakangnya. Saya berada di mobil yang kedua, berpindah mobil dan kini bersampingan dengan Ade dan Ratna. :))

Rute kami malam itu…
Menyusuri jalan-jalan di sekitar Pettarani, mencari gubuk-gubuk yang biasa terdapat di pinggiran jalan. Sembari membagikan makanan pada orang-orang di janan, perjalanan kami, entah lewat mana, tiba-tiba saja sudah di sekitar Cendrawasih. Waktu membagikan itu, salah seorang teman berkata, “Biarpun yang dibagikan sedikit, tapi hati tenang saat orang-orang yang dibagikan adalah orang yang tepat.” :))
Sempat terjadi insiden menegangkan di jalan, yang membuat kami terus membaca do’a sebisa kami untuk menenangkan hati. Lalu, perjalanan berlanjut di sekitaran Pelabuhan, entah lewat mana tiba-tiba sudah di jalan Andalas, lalu jalan Bawakaraeng, dan menuju ke sekolah kami. Kami sempat lewat di depan monumen Mandala yang ternyata sudah sesak oleh rombongan SOTR lainnya. Tapi, bukan tujuan kami untuk ikut singgah disana. Kami lalu menuju sekolah kami. Tapi, dikarenakan untuk masuk ke sekolah kami, kami harus melewati pos penjagaan tentara dulu, akhirnya kami hanya bersinggah di sebuah jalan yang tak jauh dari pos penjagaan tentara itu. Tepat di samping SMP KCK, dan di depan rumah petinggi tentara. Hha
Sudah lama rasanya tak seperti itu, kami jarang bahkan beberapa tak pernah bertemu, dan malam itu kami sahur bersama. Seolah kami tak pernah terpisah barang sedikit waktupun, dan masih menjalani rutinitas kami bersekolah di tempat yang sama. Setelah makan dan berfoto-foto sebentar, kami melanjutkan perjalanan ke sekitaran Anjungan Pantai Losari. Tadinya, saya mengira kami akan menunggu Subuh disitu, shalat Subuh berjamaah di masjid yang tak jauh dari tempat kami bersinggah. Tapi, ternyata kami hanya bersinggah menunggu imsak dan kembali berpencar ke tempat tujuan masing-masing. Saya pulang diantarkan salah satu mobil itu, berpisah dengan teman-teman yang kembali ke Minasa Upa karena kendaraan yang mereka titipkan di rumah teman kami disana. BUBAAAAAAARRRRRRRRR… :((
SOTR berakhir, tapi semoga kebersamaan kita tak pernah berakhir. Buktinya, SOTR ini malah membuat kita kembali terhubung dengan beberapa teman kita yang selama ini sempat terlupakan keberadaannya. Semoga ada jalan untuk mempertemukan kita bersama kembali. Eh, ada rencana liburan bersama, sepertinya. Semoga bisa terwujud, amin… ^^

Komentar

Postingan populer dari blog ini

"Apa Mimpimu?"

Banyak yang bertanya, "Apa masalahmu sampai lama begini kelar kuliahnya?" Yakin mau tahu? Karena jujur saja, saya sendiri tak banyak berpikir soal itu. Atau lebih tepatnya, saya tak banyak berpikir lagi selama tiga tahun belakangan. Kalau hidup ini bagaikan aliran sungai yang bermuara entah kemana, maka saya sudah hanyut di dalamnya. Tanpa sedikitpun usaha untuk memilih hendak bersinggah kemana. Saya punya seorang teman, yang sebenarnya bisa disebut motivator dan memahami psikologi seseorang. Satu waktu dia menanyakan satu hal yang kemudian menjerat kami dalam pembicaraan panjang dan dalam. Dari sini saya juga tersadar, kau tidak akan teringat kalau kau sudah melupakan sesuatu kalau tak ada yang menanyakannya. "Apa mimpimu?" Saya sendiri tak lagi mengandalkan mimpi untuk membuat hidupku bertahan. Sebut saja dia sudah hancur. Saya tak punya tujuan, dan ini serius. Saya pernah bermimpi menjadi seorang penulis. Lalu dia menghilang dengan sendirinya. Saya juga ta

Rumahku Indonesia VS Darurat Covid-19

Ada yang tak biasa tentang keadaan sekarang ini. Negeriku Indonesia bersama dunia sedang berjuang melawan virus corona atau Covid-19 sejak akhir tahun 2019 lalu. Indonesia sendiri baru diliputi kepanikan tentangnya di awal Maret 2020. Ketika bapak Jokowi, presiden kita, mengumumkan dua orang di antara kita sudah terdampak virus ini.  Hari ini, menjelang akhir Maret 2020. Saya pribadi mendadak diserang sakit kepala teramat sangat. Setelah sore harinya  WA pribadi dan grup saya geger dikarenakan Prof. Idrus Paturusi, Rektor Kampus UNHAS pada masanya, termasuk dalam 13 orang positif Covid-19 di SulSel per 25 Maret 2020 ini. Seseorang seperti beliau pun sudah terdampak. Bersama 12 orang lainnya, yang bisa saja adalah mereka yang ditemui di keseharian kita. Semoga mereka lekas pulih, dan badai virus ini segera berlalu. Saya mengkhawatirkan banyak hal. Terutama, keluarga dan kerabat, pastinya. Yang mana, setelah menikah dan hidup dengan keluarga kecilku sendiri, saya tak lagi serumah

Bahagianya adalah Bahagiamu??

I would rather hurt myself than to ever make you cry... potongan lirik Air Supply (Good Bye) yang saya tampilkan di salah satu akun jejaring sosial saya, rupanya menarik perhatian seorang teman. Si teman ini adalah satu dari beberapa teman yang lumayan dekat dengan saya. Saya punya beberapa teman yang hubungan saya dengannya setingkat di atas teman biasa. Disebut sahabat, tidak juga... sebab tak semua masalah bisa saya bagi dengan mereka. Hanya sekedar menjelaskan bahwa kejiwaan saya sedang terusik oleh adanya sebuah masalah. Tidak pernah secara detail menjelaskan masalah pribadi, semisalnya dengan kalimat panjang lebar hingga mereka merasa seolah ikut merasakan apa yang saya alami. Hubungan pertemanan ini, selanjutnya disebut persaudaraan (saya menganggapnya seperti itu), dalam prosesnya terjadi dengan saling memperhatikan satu sama lain. Mulai dari masalah makan, kalau mereka tak melihatmu makan seharian. Atau, menuduhmu tidak tidur seharian hanya karena kau tak bersemangat menjalan