Langsung ke konten utama

Pengurusan KRS yang paling Menyenangkan

Ngurus KRS lagiiii!! Bisa dibilang pengurusan di semester ini adalah yang paling menyenangkan (sementara ini). Mulai dari mudahnya menemukan bapak penasehat akademik, tak adanya tugas sebagai persyaratan dari beliau, juga banyaknya jumlah sks yang diijinkan olehnya. Alhamdulillah... baik sekali beliau kali ini. Entah kenapa, sepertinya saya diberkahi dan mendapat pencerahan. Secerah WARNA yang selalu digunakan oleh beliau.

Bukan tanpa rintangan, sebenarnya.Hari senin seminggu kemarin saya seharusnya sudah bisa menyelesaikan pengurusan krs itu. Tapi, mungkin saya tak ditakdirkan untuk mengurusnya terlalu cepat. Beliau pulang duluan sebelum saya sempat menemuinya.

Lalu, hari selasa... karena satu hal, saya batal ngampus hari itu.

Hari rabu, ke kampus dan langsung menghubungi si bapak. Sayang, si bapak tidak ke kampus hari itu. Katanya, beliau sempat ke kampus hari kemarin dan baru besok baru datang ke kampus lagi. Sempat 'diceramahi' sama si bapak. Sebab salah pengucapan saat hendak berkonsultasi krs dengan beliau. Saya yang sedang ketakutan mengganggu jam sibuk beliau, malah mengatakan "minta tanda tangan". 'diceramahi'lah panjang lebar. Bahkan, beliau sempat berkata, "Ini mi ini anak Komunikasi, nda tau bicara!!" :( Maaf, pak... Sy memang nda suka bicara.. :D menyedihkanyaaaaaaa!!!!

Lalu... Hari Kamis. Sy sudah menyiapkan diri agar bisa tegar melalui hari itu. Tak lupa berpakaian dengan warna yang tak kalah cerah dengan beliau. Hha. Alhamdulillah, dapat dengan mudah sy konsultasinya. Tak sampai tigapuluh menit menunggu, beliau sudah datang.

Padahal, sejarah di semester sebelumnya:
Semester I : Masih diuruskan pengurus KOSMIK saat itu.. :))
Semester II : Sudah susah ketemunya, pas ketemu malah dikasih tugas!! Bikin CV yang dikirim ke emailnya bapak. Dan, tulis surah Al-Fatihah dan Al-Baqarah (lupa ayat berapa), beserta terjemahannya masing-masing (heran... Perasaan jurusan sy bukan tentang pendidikan agama.. Tapi, okelah..). Pas mau dikumpul, malah tak digubris di ruang PDIII. Sibuk cerita dengan para dosen lainnya. Saya tunggu sekitar 1 jam sampai cerita mereka selesai. Sy perempuan satu-satunya di ruangan itu. :'(
Semester III : Ini yang paling penuh perjuangan!! Sy ke kampus, disuruh datang besoknya. Tanpa diberitahu kepastian jamnya. Paling tidak perkiraan waktulah. Jadi, nunggu dari pagi sampai sore. Ke kampus lagi, dan disuruh datang Minggu depan, sebab si bapak sedang ada di kota lain, masih di Sulsel. Datang lagi, ternyata beliau sedang di kota Palu. Besoknya lagi baru datang di Makassar. Alhamdulillah, bisa ketemu, itupun di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin.
Jadilah keesokan harinya, sy beserta teman dan kakak-kakak se-PA menuju ke Bandara hari itu. Siang hari, jam 2 kami diminta sudah ada disana. Padahal beliau baru tiba jam 4 sore. Tapi, atas penantian itu, beliau mentraktir kami di restoran fastfood disana.
Tak terbayangkan betapa pucatnya wajah sy waktu itu!! Sampai-sampai beliau menyodorkan minuman beliau untuk saya. Sayang lagi puasa. Hhe
Semester IV : Ternyata beliau berinisiatif menunggu seharian mahasiswanya datang. Sy yang bodohnya baru ke kampus agak siangan, bertemu beliau sekitar jam 3 sore. Dan, diberi tugas sebagai syarat konsultasi KRS. Buat CV!! sy tadinya ingin menunda pengerjaannya besok saja, tapi dilarang oleh beliau. Katanya, beliau takut kesibukan membuatnya tak sempat ke kampus lagi. Baiknyaaaa!!! Untunglah ada kakak se-PA yang juga lagi ngurus KRS. Jadinya, sy copy CV-nya dan mengganti beberapa bagian yang diperlukan. Selesai, dan siap konsultasi. Alhamdulillah, lancar setelahnya.

Saat konsultasi krs semester V...
*Berapa sks semester lalu kau ambil??
**19, pak!! (jangan dicontoh!!)
*Jadi sy kau suruh hitamkan ini kotaknya?! (sambil melotot ke kertas KRS yg masih kosong)
**Tidak, pak!! Sy ji yg hitamkan.
*Trus kenapa kau masih kosongkan??
**Takutnya kita nda setujui, pak..
*Isimi cepat!!
**Berapa sks kita kasihka, pak?? 24, biarmi??
*Ikutimi saja di rapormu, asal jangan lebih. (pastimi, pak!! Hhe)
**(serius menghitamkan kotak-kotak di lembaran KRS. Kegirangan dapat 24 sks!? Hha)

24 SKS?? Iya, 24!! dan, kenapa saya kegirangan atas ituuuu?? Ini karena si bapak termasuk sulit memberikan jumlah sks yang banyak pada mahasiswanya. Katanya, mending sedikit yang penting bisa fokus. Daripada banyak trus nilainya B atau C. *nyinggung ine bapak!! :'(

Di semester lalu, sy bahkan hanya diberi 19 sks. padahal, IP saya masih memungkinkan diberi paling tidak 20. Beda dikit. Hhe. Bahkan, sy pernah sama-sama konsultasi dengan seorang kakak yang se-PA, dia ber-IP 4,00. Tapi, tak diizinkan ambil 24 sks. Itu yang bikin sy sempat khawatir. Tapi, Alhamdulillah beliau sangat berbaik hati semester ini. Mungkin, karena kasihan pada mahasiswanya yang mengambil sangat sedikit mata kuliah di semester sebelumnya. Hhe. Nyaris sujud syukur sy setelah mendapat persetujuan beliau!! :D
Belum lagi pas tahu fakta bahwa hari itu beliau hanya datang untuk konsultasi krs sy. Habis itu, beliau pulang!! Hhe.. terimakasih banyak, bapak!! ^^
Semoga hasil di semester ini tidak mengecewakan. Amin...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aktivitas di Luar Kebiasaan

 Halo, saya Rizka. Seorang istri dan ibu dari sepasang putra dan putri yang lagi lucu-lucunya. Dua anak cukup? Biasanya, keseharian saya hanyalah mengurus rumah tangga. Seperti ibu muda biasanya. Yang kemudian selama lebih dari setahun belakangan, mencoba beraktivitas di luar kebiasaan. Ini tak mudah, meskipun sekarang lebih mudah rasanya. Kenapa? Ada dua kenapa dan kenapa.  Kenapa saya masih menginginkan aktivitas lain di luar kebiasaan menjadi ibu rumah tangga? Saya mungkin masih bisa leyeh-leyeh di rumah. Menikmati empuknya pembaringan serta hembusan angin dari kipas angin listrik di sudut kamar, atas nama istirahat sejenak. Dari kesibukan memenuhi kebutuhan suami dan anak-anak saya. Tapi, seorang yang sangat bisa menikmati waktu santai dengan begitu seriusnya, juga sangat bisa bosan. Jadi, intinya adalah kebosanan itu sendiri. Yang bahkan semua cara untuk membunuh rasa bosan ini, sudah jadi aktivitas yang membosankan.  Bukan saya tak mencintai suami dan anak-anakku t...

Kehilangan, Sebuah Fase Hidup

Kehilangan adalah bagian akhir dari proses memiliki sesuatu. Atau, melepas sesuatu yang pernah kau sebut punyamu. Punyaku. Punya kita. Setidaknya, kehilangan ini hadir dalam bentuk perasaan. Seperti kutipan lirik lagu yang Letto punya, "Rasa kehilangan hanya akan ada, jika kau pernah merasa memilikinya." Kehilangan bisa berarti berakhirnya kehidupan yang pernah kita bangun bersama. Atau juga, berarti memulai kehidupan yang baru, dengan orang-orang lainnya.  Saya pernah kehilangan. Sering. Dan seringnya tak punya nyali untuk meminta kembali apa yang pernah saya miliki itu kembali. Nyali atau sekedar gengsi? Bagi saya, meninggalkanku berarti kau kehilanganku. Tak ada jalan kembali. Rasaku tak akan pernah sama ketika kau kembali memilihku. Karena saya tak akan terima kau memilihku setelah pernah meninggalkanku ketika saya memilihmu dulu. Mengerti? Saya pun tak mengerti kenapa bisa jadi seperti itu. Sekarang, saya tak sedang bercerita tentang kau dan kau yang ternyata kem...

Perempuan Tangguh

Pernah saya dan beberapa teman mendapat julukan ini. bersama tiga teman seangkatan di kampus dan dua kakak di sana. Agak beresiko memang, dengan kata-kata itu. Karena sesungguhnya kami (sepertinya) hanyalah mencoba terlihat tangguh. Kami juga bukan superhero yang harus membantu kaum yang lemah. Apalah kami yang membantu diri sendiri saja sudah sulit. Atau itu hanya perasaanku saja. Pada akhirnya mereka jadi tangguh dengan cara mereka sendiri. Semoga aku pun sama. Update 2019... Tak semua dari mereka masih dekat denganku sekarang ini. Secara komunikasi, hanya dua dari mereka. Secara fisik, tak satu pun dari mereka dengan mudah kutemui saar ini. Apa jadinya kami kalau bertemu lagi? Mungkin akan mudah meski hanya bertanya kabar terkini tentang keadaan kami masing-masing. Agak merindukan mereka... Merindukan rasa tangguh seolah kami benar-benar tangguh Karena sesungguhnya saya hanya sedang rapuh saat ini Mungkin sedikit atmosfer di antara mereka bisa menularkan ketangguhan ...