Masalah hati adalah hal yang harus diurusi diri sendiri. Maksudnya, saat dimana kita harus berjalan sendiri-sendiri. Seperti kata seorang teman pada seorang temannya yang lain. Meski katanya dia mengatakannya saat sedang berselimut amarah, "Itu masalahmu, pilihan hatimu!" *kira-kira seperti itu
Ya, itu masalah pribadi kita. Urusan hati kita. Lalu, kenapa di hari kemarin kau terlalu banyak ikut campur pada urusan orang lain? Tidak hanya sekali! Berkali-kali!!!
Satu...
Saat seorang teman berhubungan kembali dengan seorang mantan kekasih yang selalu mengingkari janjinya. Dua kali lelaki itu berjanji untuk tidak mengulang kesalahan yang sama. Di kali ketiga, si teman masih saja nekad membiarkan hatinya memilih kembali ke lelaki itu. Dan... lelaki itu melakukan hal yang sama lagi. Mengingkari lagi. Tunggu... masih ada kali keempat. Yang berbeda, si teman tak hendak mendiskusikannya kepadamu sebab dia sudah sangat hafal perkataanmu nanti. Protes kerasmu terhadap kembalinya si teman dengan mantannya. Dan, akhirnya mereka putus lagi... entah masih lengkap dengan kali kelima dan seterusnya atau bagaimana. Apapun itu, sebenarnya itu bukan urusanmu!!!
Dua...
Saat seorang teman nekad menerima seorang lelaki yang pernah meminta beberapa teman lain untuk menjadi kekasihnya. Meski beberapa teman tadi meresponnya dengan penolakan, tapi tetap saja lelaki itu 'pernah' bersinggah ke banyak hati yang lain. Itu yang kau permasalahkan. Tapi, toh mereka langgeng saja melewati satu setengah tahun kebersamaan mereka. Entah berlanjut hingga kapan. Yang jelas, itu tak pernah menjadi urusanmu!!!
Tiga...
Sama seperti yang pertama tadi, seorang teman masih menaruh harap pada mantan kekasihnya. Atau, orang yang selalu menjadi kekasih hatinya. Kau selalu berusaha mengingatkan teman itu, dengan kalimatmu yang seolah-olah sangat membenci lelaki itu. Hingga akhirnya kau lalu sadar kalau kebencianmu melewati batas, saat si teman tadi membela lelaki itu. Harusnya kau tahu, kau tak mengenal lelaki itu sedikitpun, sedang si teman itu sudah sangat mengenal kepribadiannya. Bukankah itu sama sekali bukan urusanmu saat mereka memilih berpisah atau berbaikan lagi??
Empat...
Saat seorang teman sudah sangat menyukai seseorang. Dan, seseorang itupun menyukainya juga. Tapi, ada perbedaan yang jelas akan menjadi jurang pemisah mereka. Meski niatmu baik, mengingatkan si teman tentang konsekuensinya kelak... Tapi, bukankah kau tak seharusnya mengambil satu jeda untuk mempengaruhi pikiran si teman itu? Hingga akhirnya si teman berusaha keras melupakan lelaki itu. Dan tak lagi menaruh harap yang terlalu pada hubungannya dengan lelaki itu. Kau terlalu menuntut banyak hal pada si teman untuk sesuatu yang bukan urusanmu.
Mungkin masih banyak hal lagi yang belum kau sadari. Saat si teman sedang bergulat dengan masalah hatinya. Bukan membantunya, tapi ikut campur hingga membuat ia kesulitan.
Kau terlalu banyak mengurusi sesuatu yang bukan urusanmu. Berusaha memperngaruhi suasana hati teman lain. Sedang kau sendiri tak beres dengan hatimu yang harus kau jaga. Ada baiknya kau menjaga hatimu dulu. Untuk seseorang disana. Dan tak banyak ikut campur dengan masalah hati orang lain. Itu masalah mereka, urusan hati mereka!!
Ya, itu masalah pribadi kita. Urusan hati kita. Lalu, kenapa di hari kemarin kau terlalu banyak ikut campur pada urusan orang lain? Tidak hanya sekali! Berkali-kali!!!
Satu...
Saat seorang teman berhubungan kembali dengan seorang mantan kekasih yang selalu mengingkari janjinya. Dua kali lelaki itu berjanji untuk tidak mengulang kesalahan yang sama. Di kali ketiga, si teman masih saja nekad membiarkan hatinya memilih kembali ke lelaki itu. Dan... lelaki itu melakukan hal yang sama lagi. Mengingkari lagi. Tunggu... masih ada kali keempat. Yang berbeda, si teman tak hendak mendiskusikannya kepadamu sebab dia sudah sangat hafal perkataanmu nanti. Protes kerasmu terhadap kembalinya si teman dengan mantannya. Dan, akhirnya mereka putus lagi... entah masih lengkap dengan kali kelima dan seterusnya atau bagaimana. Apapun itu, sebenarnya itu bukan urusanmu!!!
Dua...
Saat seorang teman nekad menerima seorang lelaki yang pernah meminta beberapa teman lain untuk menjadi kekasihnya. Meski beberapa teman tadi meresponnya dengan penolakan, tapi tetap saja lelaki itu 'pernah' bersinggah ke banyak hati yang lain. Itu yang kau permasalahkan. Tapi, toh mereka langgeng saja melewati satu setengah tahun kebersamaan mereka. Entah berlanjut hingga kapan. Yang jelas, itu tak pernah menjadi urusanmu!!!
Tiga...
Sama seperti yang pertama tadi, seorang teman masih menaruh harap pada mantan kekasihnya. Atau, orang yang selalu menjadi kekasih hatinya. Kau selalu berusaha mengingatkan teman itu, dengan kalimatmu yang seolah-olah sangat membenci lelaki itu. Hingga akhirnya kau lalu sadar kalau kebencianmu melewati batas, saat si teman tadi membela lelaki itu. Harusnya kau tahu, kau tak mengenal lelaki itu sedikitpun, sedang si teman itu sudah sangat mengenal kepribadiannya. Bukankah itu sama sekali bukan urusanmu saat mereka memilih berpisah atau berbaikan lagi??
Empat...
Saat seorang teman sudah sangat menyukai seseorang. Dan, seseorang itupun menyukainya juga. Tapi, ada perbedaan yang jelas akan menjadi jurang pemisah mereka. Meski niatmu baik, mengingatkan si teman tentang konsekuensinya kelak... Tapi, bukankah kau tak seharusnya mengambil satu jeda untuk mempengaruhi pikiran si teman itu? Hingga akhirnya si teman berusaha keras melupakan lelaki itu. Dan tak lagi menaruh harap yang terlalu pada hubungannya dengan lelaki itu. Kau terlalu menuntut banyak hal pada si teman untuk sesuatu yang bukan urusanmu.
Mungkin masih banyak hal lagi yang belum kau sadari. Saat si teman sedang bergulat dengan masalah hatinya. Bukan membantunya, tapi ikut campur hingga membuat ia kesulitan.
Kau terlalu banyak mengurusi sesuatu yang bukan urusanmu. Berusaha memperngaruhi suasana hati teman lain. Sedang kau sendiri tak beres dengan hatimu yang harus kau jaga. Ada baiknya kau menjaga hatimu dulu. Untuk seseorang disana. Dan tak banyak ikut campur dengan masalah hati orang lain. Itu masalah mereka, urusan hati mereka!!
Komentar
Posting Komentar