Langsung ke konten utama

Lebaran Hari Ke-6. ckckck

Saya pikir, Hari Raya Idul Fitri adalah saat dimana silaturahmi kita semua kembali membaik. Bermaaf-maafan, mula dari NOL kembali. Biasanya itu ditandai dengan bersalamannya kita dengan seseorang. Itu dulu... akhir-akhir ini kebiasaan itu menjadi jarang dilakukan lagi. Ada yang mengucapkan lewat kartu lebaran, sekedar SMS, telepon, atau via jejaring sosial.

Sayang, tak satupun dari cara itu bisa meleburkan kedinginan hati kita. Saya tahu, bukan saya yang seharusnya menunggumu datang, hadir di rumah seperti tahun-tahun kemarin. Seharusnya saya yang menghampiri kediamanmu, seperti layaknya yang muda menghormati yang tua.

Tapi, kenapa kebiasaan itu tak lagi berulang? Kau memintaku mengunjungi rumahmu. Sementara kau tahu saya tak mungkin melakukannya. Sebab saya tahu, kau mungkin saja akan meminta saya bersalaman dengan orang yang teramat saya benci. Kumohon mengertilah...

Hatiku takkan seputih apapun yang paling putih. Selalu ada noda hitam disana. Salah satunya, amarah dan dendamku pada satu orang. Belum siap rasanya bersalaman, mohon maaf lahir batin, meski sekedar basa-basi

Berharap bisa sesegera mungkin, bersalaman denganmu, sungkeman denganmu, memelukmu lagi, merasakan usapan tanganmu di kepalaku, mendengar nasihatmu secara langsung lagi. Semoga bisa… Amin…

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Untuk Paris dan Jo

Singkat saja kali ini. Aku akan menyusul kalian. Seminar proposal. Segera. Segera, setelah bulat tekadku menghadap ibu PA cantik dan baik hatinya. Serta bapak Ketua Jurusan yang tak kalah baiknya. Ttd., Rizka dan sisa-sisa semangat demi menghabiskan 08 yang tersisa di sisa-sisa akhir kesempatan bergelar Sarjana Ilmu Komunikasi, eh, Sarjana Sosial dari kampus merah.

Rumahku Indonesia VS Darurat Covid-19

Ada yang tak biasa tentang keadaan sekarang ini. Negeriku Indonesia bersama dunia sedang berjuang melawan virus corona atau Covid-19 sejak akhir tahun 2019 lalu. Indonesia sendiri baru diliputi kepanikan tentangnya di awal Maret 2020. Ketika bapak Jokowi, presiden kita, mengumumkan dua orang di antara kita sudah terdampak virus ini.  Hari ini, menjelang akhir Maret 2020. Saya pribadi mendadak diserang sakit kepala teramat sangat. Setelah sore harinya  WA pribadi dan grup saya geger dikarenakan Prof. Idrus Paturusi, Rektor Kampus UNHAS pada masanya, termasuk dalam 13 orang positif Covid-19 di SulSel per 25 Maret 2020 ini. Seseorang seperti beliau pun sudah terdampak. Bersama 12 orang lainnya, yang bisa saja adalah mereka yang ditemui di keseharian kita. Semoga mereka lekas pulih, dan badai virus ini segera berlalu. Saya mengkhawatirkan banyak hal. Terutama, keluarga dan kerabat, pastinya. Yang mana, setelah menikah dan hidup dengan keluarga kecilku sendiri, saya tak lagi serumah

Kamu, Do'a Diam-Diamku

Aku akan mendo'akanmu diam-diam Aku masih mendo'akanmu, seperti yang sudah-sudah Tapi, tak selalu... tentu saja banyak hal lain yang ikut kudo'akan Tapi, juga ada kamu di sana Mungkin, tak seperti yang seharusnya Ketika takdir diputuskan dan itu bukanlah kamu Kamu satu-satunya orang, yang entah kenapa membuatku khawatir ketika harus kukabarkan kabar bahagiaku sudah datang Yang hanya kamu jawab, "Benar yang kubilang, kamu akan menikah." Kuminta kehadiranmu, kamu pun menyanggupinya, hadir mengisi bahagiaku seperti yang sudah-sudah Lega rasanya, juga senang tak terkira Seperti gadis kecil yang merajuk, dan dibujuk dengan es krim di tanganmu Atau, seperti ketika Hadirmu dengan segelas air di tangan Saat kuterbaring sakit Dan lagu itu akan selalu mengingatkanku tentangmu Dengan akhir yang sama Dengan do'a yang sama untukmu... Sahabatku, usai tawa ini.  Izinkan aku bercerita:  Telah jauh, ku mendaki.  Sesak udara di atas puncak khayalan.  Jangan sampai kau di sana T