Langsung ke konten utama

(Pe)(Me)Rindu

Rindu, tapi enggan bertemu. Rasanya lebih baik seperti itu. Ingin melihatmu, tapi memilih untuk tak menemuimu. Itulah kenapa mengulur waktu saat akan bersamamu, jadi hal yang paling sering kulakukan saat ini.

Tidak kah kau rasakan rindu yang sama? Selalu ingin denganmu, kau tahu jelas itu. Tapi, kau tahu aku manusia yang paling mudah bosan. Dan tak menemuimu adalah usahaku yang paling besar untuk mencegah bosan itu datang. Meski, ya... bertemu denganmu adalah hal yang paling menyenangkan yang kupunya saat ini.

Tapi, saya lebih memilih menunda kesenangan itu datang. Rutin merasakan senang, hanya akan membuat kesenanganku itu jadi hal paling membosankan yang kupunya. Sesekali, sesaknya rindu jadi hal yang paling kubutuhkan untuk membunuh bosanku. Juga untuk mengingatkanku tentang keindahan dunia yang jarang kuperhatikan saat bersamamu. Tapi, tenang... kau masih yang terindah. Dan keindahan dunia yang lain, tak pernah sanggup membuatku lupa kamu. Terus mengingatmu saat tak bersamamu, juga jadi kesenanganku yang lain.

Saat tak bersamaku, rasakanlah sesaknya rindu yang sama. Seperti yang aku rasa. Karena ketakutan akan bosanmu padaku, sama dengan ketakutanku kehilangan rasa yang kau punya tentangku. Sungguh, menghabiskan waktu denganmu tak pernah jadi hal yang tidak menyenangkan selama mengenalmu. Tapi, mengertilah... aku hanya perindu yang selalu rindu untuk membuatmu merindu.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aktivitas di Luar Kebiasaan

 Halo, saya Rizka. Seorang istri dan ibu dari sepasang putra dan putri yang lagi lucu-lucunya. Dua anak cukup? Biasanya, keseharian saya hanyalah mengurus rumah tangga. Seperti ibu muda biasanya. Yang kemudian selama lebih dari setahun belakangan, mencoba beraktivitas di luar kebiasaan. Ini tak mudah, meskipun sekarang lebih mudah rasanya. Kenapa? Ada dua kenapa dan kenapa.  Kenapa saya masih menginginkan aktivitas lain di luar kebiasaan menjadi ibu rumah tangga? Saya mungkin masih bisa leyeh-leyeh di rumah. Menikmati empuknya pembaringan serta hembusan angin dari kipas angin listrik di sudut kamar, atas nama istirahat sejenak. Dari kesibukan memenuhi kebutuhan suami dan anak-anak saya. Tapi, seorang yang sangat bisa menikmati waktu santai dengan begitu seriusnya, juga sangat bisa bosan. Jadi, intinya adalah kebosanan itu sendiri. Yang bahkan semua cara untuk membunuh rasa bosan ini, sudah jadi aktivitas yang membosankan.  Bukan saya tak mencintai suami dan anak-anakku t...

Rumahku Indonesia VS Darurat Covid-19

Ada yang tak biasa tentang keadaan sekarang ini. Negeriku Indonesia bersama dunia sedang berjuang melawan virus corona atau Covid-19 sejak akhir tahun 2019 lalu. Indonesia sendiri baru diliputi kepanikan tentangnya di awal Maret 2020. Ketika bapak Jokowi, presiden kita, mengumumkan dua orang di antara kita sudah terdampak virus ini.  Hari ini, menjelang akhir Maret 2020. Saya pribadi mendadak diserang sakit kepala teramat sangat. Setelah sore harinya  WA pribadi dan grup saya geger dikarenakan Prof. Idrus Paturusi, Rektor Kampus UNHAS pada masanya, termasuk dalam 13 orang positif Covid-19 di SulSel per 25 Maret 2020 ini. Seseorang seperti beliau pun sudah terdampak. Bersama 12 orang lainnya, yang bisa saja adalah mereka yang ditemui di keseharian kita. Semoga mereka lekas pulih, dan badai virus ini segera berlalu. Saya mengkhawatirkan banyak hal. Terutama, keluarga dan kerabat, pastinya. Yang mana, setelah menikah dan hidup dengan keluarga kecilku sendiri, saya tak lagi...

"Apa Mimpimu?"

Banyak yang bertanya, "Apa masalahmu sampai lama begini kelar kuliahnya?" Yakin mau tahu? Karena jujur saja, saya sendiri tak banyak berpikir soal itu. Atau lebih tepatnya, saya tak banyak berpikir lagi selama tiga tahun belakangan. Kalau hidup ini bagaikan aliran sungai yang bermuara entah kemana, maka saya sudah hanyut di dalamnya. Tanpa sedikitpun usaha untuk memilih hendak bersinggah kemana. Saya punya seorang teman, yang sebenarnya bisa disebut motivator dan memahami psikologi seseorang. Satu waktu dia menanyakan satu hal yang kemudian menjerat kami dalam pembicaraan panjang dan dalam. Dari sini saya juga tersadar, kau tidak akan teringat kalau kau sudah melupakan sesuatu kalau tak ada yang menanyakannya. "Apa mimpimu?" Saya sendiri tak lagi mengandalkan mimpi untuk membuat hidupku bertahan. Sebut saja dia sudah hancur. Saya tak punya tujuan, dan ini serius. Saya pernah bermimpi menjadi seorang penulis. Lalu dia menghilang dengan sendirinya. Saya juga ta...