Langsung ke konten utama

5 Januari (1991-2011)

20 Tahun?
Belum banyak yang bisa dibanggakan
Hanya bertambah tua
Bertambah masalah
Dan bertambah berat massa bumi. :D

5 Januari 1991
Saya lahir dengan panjang tubuh 52 cm dan berat 3,6 KG. Lahir di RS.Pertiwi. Katanya, saat akan dilahirkan ibuku ke rumah sakit dibonceng ayah dengan motornya saat itu. Yang saya tidak habis pikir, kenapa jauh sekali saya dilahirkan? Ada banyak PUSKESMAS dan Rumah Sakit Bersalin yang dilewati saat menempuh perjalanan ke RS. Pertiwi. Tapi, kenapa jauh sekali? Ada-ada saja ibu dan ayah saat itu. Anak sudah mau lahir, masih sempat saja cari Rumah Sakit yang jauh. Untung saya tidak terlahir di jalanan. :D Seperti yang pernah saya lihat saat ibuku masih bertugas di PKM.Pattingalloang. Ada ibu yang melahirkan di atas becak. :D

5 Januari...
Nah... ini dia tidak enaknya lahir di tanggal segitu. Baru saja semangat kita terbakar saat memulai awal tahun. eh... sudah ulang tahun lagi empat hari kemudian. Jadinya, dalam setahun saat 'paling bersemangat' itu hanya terjadi di awal tahun. Mungkin akan berbeda dengan lahir di pertengahan tahun. Saat tahun dimulai, maka yang dinanti adalah.... ummm... bulan Juni atau Juli misalnya. Jadinya semangat menunggu bulan kelahiran kita tiba. Saya? Mana bisa semangat menunggu kalau hanya terpaut empat hari dari tahun baru.
Tapi, yang menyenangkan... empat hari sebelum hari kelahiran itu tiba, seluruh dunia seolah menyambut hari lahir itu. Ada kembang api dimana-mana. :))

Semoga tambah baik lagi, Amin.
Semoga bisa menjadi wanita shalehah, Amin.
Semoga bisa tambah mandiri, Amin.
Semoga tidak akan mengecewakan semua orang lagi, Amin.
:))



Oh, iya...
Yang baru saya sadari saat berulang tahun kemarin. Saat ulang tahun adalah saat dimana banyak orang berdo'a untuk kita. Entah hanya sekedar menuliskannya atau bagaimana. Yang jelas, orang-orang itu sudah sempat mengingat kita... :))
5januari berjalan dengan... biasa saja.. :D Tapi, terimakasih buat semua ucapan kemarin.. kalian semua bikin sy senyum seharian.. :))
Berjalan biasa saja. Sebab, salah seorang adik sepupu ibuku menikah hari ini. Jadinya, semua keluarga sibuk. Mereka ingat dan memberi selamat pada saya. Tapi, tak ada perayaan. :D Malamnya saya hanya sempat makan malam di rumah makan dekat rumah. Seperti bertahun-tahun yang lalu, saat ulang tahun itu dirayakan bersama kakak, ibu, dan ayah saya. :))
Tentang ucapan-ucapan di SMS, Plurk, Facebook, dan Twitter... Terimakasih banyak... ^_^ *dan ini tulus... :))

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Untuk Paris dan Jo

Singkat saja kali ini. Aku akan menyusul kalian. Seminar proposal. Segera. Segera, setelah bulat tekadku menghadap ibu PA cantik dan baik hatinya. Serta bapak Ketua Jurusan yang tak kalah baiknya. Ttd., Rizka dan sisa-sisa semangat demi menghabiskan 08 yang tersisa di sisa-sisa akhir kesempatan bergelar Sarjana Ilmu Komunikasi, eh, Sarjana Sosial dari kampus merah.

Rumahku Indonesia VS Darurat Covid-19

Ada yang tak biasa tentang keadaan sekarang ini. Negeriku Indonesia bersama dunia sedang berjuang melawan virus corona atau Covid-19 sejak akhir tahun 2019 lalu. Indonesia sendiri baru diliputi kepanikan tentangnya di awal Maret 2020. Ketika bapak Jokowi, presiden kita, mengumumkan dua orang di antara kita sudah terdampak virus ini.  Hari ini, menjelang akhir Maret 2020. Saya pribadi mendadak diserang sakit kepala teramat sangat. Setelah sore harinya  WA pribadi dan grup saya geger dikarenakan Prof. Idrus Paturusi, Rektor Kampus UNHAS pada masanya, termasuk dalam 13 orang positif Covid-19 di SulSel per 25 Maret 2020 ini. Seseorang seperti beliau pun sudah terdampak. Bersama 12 orang lainnya, yang bisa saja adalah mereka yang ditemui di keseharian kita. Semoga mereka lekas pulih, dan badai virus ini segera berlalu. Saya mengkhawatirkan banyak hal. Terutama, keluarga dan kerabat, pastinya. Yang mana, setelah menikah dan hidup dengan keluarga kecilku sendiri, saya tak lagi serumah

Kamu, Do'a Diam-Diamku

Aku akan mendo'akanmu diam-diam Aku masih mendo'akanmu, seperti yang sudah-sudah Tapi, tak selalu... tentu saja banyak hal lain yang ikut kudo'akan Tapi, juga ada kamu di sana Mungkin, tak seperti yang seharusnya Ketika takdir diputuskan dan itu bukanlah kamu Kamu satu-satunya orang, yang entah kenapa membuatku khawatir ketika harus kukabarkan kabar bahagiaku sudah datang Yang hanya kamu jawab, "Benar yang kubilang, kamu akan menikah." Kuminta kehadiranmu, kamu pun menyanggupinya, hadir mengisi bahagiaku seperti yang sudah-sudah Lega rasanya, juga senang tak terkira Seperti gadis kecil yang merajuk, dan dibujuk dengan es krim di tanganmu Atau, seperti ketika Hadirmu dengan segelas air di tangan Saat kuterbaring sakit Dan lagu itu akan selalu mengingatkanku tentangmu Dengan akhir yang sama Dengan do'a yang sama untukmu... Sahabatku, usai tawa ini.  Izinkan aku bercerita:  Telah jauh, ku mendaki.  Sesak udara di atas puncak khayalan.  Jangan sampai kau di sana T