Langsung ke konten utama

Tulisan!!

Saya hanya merindukan, saat seseorang menagih agar tulisan-tulisan itu bisa tercipta lagi. Juga merindukan saat seseorang lainnya menyatakan menyukai tulisanku. Dan meski dia gemar memuji dengan maksud tertentu, saya tahu pujian itu tulus. Sebab bukan saya yang diincarnya saat dia sedang memuji itu. Selain itu, saat seseorang meminta saya menulis. Itu adalah saat dimana saya merasa penting untuk menulis. Meskipun hingga hari ini, tak satupun kata yang terangkai untuk memenuhi pinta itu. Maaf...

Masih ada lagi. Saat beberapa teman datang bersamaan. Dengan pujian yang berlebihan sebab terkejut melihat tulisan-tulisan saya. Bahkan, katanya seorang dari mereka meneteskan air mata saat membacanya. Mereka yang mengumumkan kegemaran menulis saya kepada teman-teman lainnya.

Dan, dulu... waktu SMA, dua orang teman rela menyediakan waktu khususnya untuk membaca tulisan-tulisan saya. Mereka akan membacanya dengan serius, seolah yang dibacanya itu buku cetakan, bukan kertas berisi tulisan tangan dengan tinta hijau.

Waktu SMP, saat tulisan-tulisan masih terkunci rapat di buku saya, teman-teman akan berebut membacanya. Meski sadar tak akan pernah mendapatkan kesempatan itu. Sebab mereka tahu saya lebih percaya pada buku itu daripada mereka.

Satu lagi...
Saat pelatihan BARUGA KOSMIK, TIMELINESS, seorang dosen memuji tulisan saya. Tulisan singkat saat itu membuat beliau mengatakan saya berbakat. Beliau menyatakan itu di depan teman dan senior yang sempat hadir saat itu. Yang mengharukan, beberapa senior masih saja ingat saat-saat itu. Mengingatnya dengan jelas sejelas saya mengingatnya. Tapi, saya rasa wajar saja saya mengingatnya. Toh saya yang dipuji. Tapi, mereka tetap ingat meski hanya menjadi pendengar pujian itu. Mereka ingat kalau saya pintar menulis, yang bahkan dipuji oleh dosen itu.

Terimakasih...

Dan... saya merindukan saat dimana tulisan itu seolah menjadi salah satu hal yang bisa melegakan jiwa.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aktivitas di Luar Kebiasaan

 Halo, saya Rizka. Seorang istri dan ibu dari sepasang putra dan putri yang lagi lucu-lucunya. Dua anak cukup? Biasanya, keseharian saya hanyalah mengurus rumah tangga. Seperti ibu muda biasanya. Yang kemudian selama lebih dari setahun belakangan, mencoba beraktivitas di luar kebiasaan. Ini tak mudah, meskipun sekarang lebih mudah rasanya. Kenapa? Ada dua kenapa dan kenapa.  Kenapa saya masih menginginkan aktivitas lain di luar kebiasaan menjadi ibu rumah tangga? Saya mungkin masih bisa leyeh-leyeh di rumah. Menikmati empuknya pembaringan serta hembusan angin dari kipas angin listrik di sudut kamar, atas nama istirahat sejenak. Dari kesibukan memenuhi kebutuhan suami dan anak-anak saya. Tapi, seorang yang sangat bisa menikmati waktu santai dengan begitu seriusnya, juga sangat bisa bosan. Jadi, intinya adalah kebosanan itu sendiri. Yang bahkan semua cara untuk membunuh rasa bosan ini, sudah jadi aktivitas yang membosankan.  Bukan saya tak mencintai suami dan anak-anakku t...

Rumahku Indonesia VS Darurat Covid-19

Ada yang tak biasa tentang keadaan sekarang ini. Negeriku Indonesia bersama dunia sedang berjuang melawan virus corona atau Covid-19 sejak akhir tahun 2019 lalu. Indonesia sendiri baru diliputi kepanikan tentangnya di awal Maret 2020. Ketika bapak Jokowi, presiden kita, mengumumkan dua orang di antara kita sudah terdampak virus ini.  Hari ini, menjelang akhir Maret 2020. Saya pribadi mendadak diserang sakit kepala teramat sangat. Setelah sore harinya  WA pribadi dan grup saya geger dikarenakan Prof. Idrus Paturusi, Rektor Kampus UNHAS pada masanya, termasuk dalam 13 orang positif Covid-19 di SulSel per 25 Maret 2020 ini. Seseorang seperti beliau pun sudah terdampak. Bersama 12 orang lainnya, yang bisa saja adalah mereka yang ditemui di keseharian kita. Semoga mereka lekas pulih, dan badai virus ini segera berlalu. Saya mengkhawatirkan banyak hal. Terutama, keluarga dan kerabat, pastinya. Yang mana, setelah menikah dan hidup dengan keluarga kecilku sendiri, saya tak lagi...

"Apa Mimpimu?"

Banyak yang bertanya, "Apa masalahmu sampai lama begini kelar kuliahnya?" Yakin mau tahu? Karena jujur saja, saya sendiri tak banyak berpikir soal itu. Atau lebih tepatnya, saya tak banyak berpikir lagi selama tiga tahun belakangan. Kalau hidup ini bagaikan aliran sungai yang bermuara entah kemana, maka saya sudah hanyut di dalamnya. Tanpa sedikitpun usaha untuk memilih hendak bersinggah kemana. Saya punya seorang teman, yang sebenarnya bisa disebut motivator dan memahami psikologi seseorang. Satu waktu dia menanyakan satu hal yang kemudian menjerat kami dalam pembicaraan panjang dan dalam. Dari sini saya juga tersadar, kau tidak akan teringat kalau kau sudah melupakan sesuatu kalau tak ada yang menanyakannya. "Apa mimpimu?" Saya sendiri tak lagi mengandalkan mimpi untuk membuat hidupku bertahan. Sebut saja dia sudah hancur. Saya tak punya tujuan, dan ini serius. Saya pernah bermimpi menjadi seorang penulis. Lalu dia menghilang dengan sendirinya. Saya juga ta...