Blog sebagai tempat curhat??
Belum lama ini seseorang menyinggung lagi tentang kebiasaan saya bercerita. Katanya, kebanyakan curhat. Ya, maaf kalau terkesan begitu. Tulisan saya mungkin tak berbobot, tapi beginilah saya. Hanya ini yang mampu saya bagi di blog ini.
Ya...
Mungkin sudah waktunya membenahi diri lagi. Seperti saat saya memutuskan untuk tak lagi menulis curhat saya di catatan sebuah jejaring sosial. Dan kalau dipikir-pikir, sama saja dengan saat saya menuliskannya disini. Padahal, saya sudah sempat mengira ini akan berbeda. Karena dengan mengunjungi blog ini (sengaja ataupun tidak), berarti orang itu sudah mengikhlaskan waktunya untuk membacanya. Tapi... kasihan juga kalau ternyata blog yang dikunjungi hanya berisi curhat tak penting. Ini berarti tak ada yang berubah dari saya selama ini.
Ya, sudahlah...
Mungkin sudah saatnya berbagi dengan diri sendiri saja. Melupakan kebiasaan bercerita. Atau melampiaskan emosi disini.
Maafkan saya, blog...
Mesti meninggalkanmu di saat setahun saya terus menjadikanmu pelampiasan emosi dan pikiran. Sekarang, waktunya saya mencari cara lain sebagai korban saya berikutnya. Dan, tenang saja... Takkan saya perlakukan engkau seperti perdahulumu, menghapusmu.
Belum lama ini seseorang menyinggung lagi tentang kebiasaan saya bercerita. Katanya, kebanyakan curhat. Ya, maaf kalau terkesan begitu. Tulisan saya mungkin tak berbobot, tapi beginilah saya. Hanya ini yang mampu saya bagi di blog ini.
Ya...
Mungkin sudah waktunya membenahi diri lagi. Seperti saat saya memutuskan untuk tak lagi menulis curhat saya di catatan sebuah jejaring sosial. Dan kalau dipikir-pikir, sama saja dengan saat saya menuliskannya disini. Padahal, saya sudah sempat mengira ini akan berbeda. Karena dengan mengunjungi blog ini (sengaja ataupun tidak), berarti orang itu sudah mengikhlaskan waktunya untuk membacanya. Tapi... kasihan juga kalau ternyata blog yang dikunjungi hanya berisi curhat tak penting. Ini berarti tak ada yang berubah dari saya selama ini.
Ya, sudahlah...
Mungkin sudah saatnya berbagi dengan diri sendiri saja. Melupakan kebiasaan bercerita. Atau melampiaskan emosi disini.
Maafkan saya, blog...
Mesti meninggalkanmu di saat setahun saya terus menjadikanmu pelampiasan emosi dan pikiran. Sekarang, waktunya saya mencari cara lain sebagai korban saya berikutnya. Dan, tenang saja... Takkan saya perlakukan engkau seperti perdahulumu, menghapusmu.
Komentar
Posting Komentar