Langsung ke konten utama

Hanya Sedang Berbahagia

Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Selamat siang (saat saya sedang menuliskan ini). Atau selamat pagi.. selamat sore.. dan selamat malam (kalau kau sedang membacanya di waktu yang lain).

Saya sedang berbahagia. Terlalu bahagia sampai takut kalau sewaktu-waktu Tuhan bisa mengubah rasa itu kapan saja. Tuhan sedang sangat berbaik hati sama saya saat ini. Bukannya saya bilang kalau di waktu yang lain Tuhan tidak baik sama saya. Tapi, sekarang ini Tuhan sedang terlalu baik. Saya terlalu bahagia. Alhamdulillah...

Alhamdulillah (lagi) beberapa teman terdekat sedang dalam perjalanannya menuju masa depan masing-masing. Rukmini yang jauh di OZ sana (yang dia janjikan akan dia ceritakan di blognya sendiri). Armita dengan karir yang katanya tidak sesuai dengan maunya, tapi saya yakin dia bisa bertahan. Triana yang masih disibukkan dengan dunia broadcast lengkap dengan event seperti yang sejak dulu dia suka. Tenri dengan perbankan yang memang sejak dulu dia mau. Armas melanjutkan kuliah S2, yang saya sebut salah satu usaha dia untuk hidup yang lebih baik nanti.. teman-teman yang lain menyusul, insyaa Allah. Begitu juga saya yang malah disibukkan dengan hal yang lain.

Saya... sedang disibukkan dengan hal yang lain. Bukan oleh skripsi yang sampai hari ini belum juga saya kelarkan. Tapi, masih ada hubungannya dengan itu. Hal baru ini berbentuk seseorang yang datang sebagai motivator pribadi saya. Sebut saja begitu. Seseorang yang datang dalam hidup saya yang datar-datar saja (dan kurang mensyukuri hidup). Dia membuat saya jadi mulai berpikir untuk menyusun target hidup, dari yang dulunya hanya mengikuti arus tanpa target apa pun. Dia mengubah cara saya melihat hidup yang saya punya. Semua jadi lebih indah dan menyenangkan. Mau itu cuaca panas, sakit kepala, kulit kering, suasana bising, semua hal yang dulunya membosankan sekarang jadi menyenangkan saja. Selalu ada sisi baik dari semuanya. Selalu ada hikmah dari setiap kejadian.

Saya bahagia. Semoga kau yang membacanya pun begitu. :)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aktivitas di Luar Kebiasaan

 Halo, saya Rizka. Seorang istri dan ibu dari sepasang putra dan putri yang lagi lucu-lucunya. Dua anak cukup? Biasanya, keseharian saya hanyalah mengurus rumah tangga. Seperti ibu muda biasanya. Yang kemudian selama lebih dari setahun belakangan, mencoba beraktivitas di luar kebiasaan. Ini tak mudah, meskipun sekarang lebih mudah rasanya. Kenapa? Ada dua kenapa dan kenapa.  Kenapa saya masih menginginkan aktivitas lain di luar kebiasaan menjadi ibu rumah tangga? Saya mungkin masih bisa leyeh-leyeh di rumah. Menikmati empuknya pembaringan serta hembusan angin dari kipas angin listrik di sudut kamar, atas nama istirahat sejenak. Dari kesibukan memenuhi kebutuhan suami dan anak-anak saya. Tapi, seorang yang sangat bisa menikmati waktu santai dengan begitu seriusnya, juga sangat bisa bosan. Jadi, intinya adalah kebosanan itu sendiri. Yang bahkan semua cara untuk membunuh rasa bosan ini, sudah jadi aktivitas yang membosankan.  Bukan saya tak mencintai suami dan anak-anakku t...

Rumahku Indonesia VS Darurat Covid-19

Ada yang tak biasa tentang keadaan sekarang ini. Negeriku Indonesia bersama dunia sedang berjuang melawan virus corona atau Covid-19 sejak akhir tahun 2019 lalu. Indonesia sendiri baru diliputi kepanikan tentangnya di awal Maret 2020. Ketika bapak Jokowi, presiden kita, mengumumkan dua orang di antara kita sudah terdampak virus ini.  Hari ini, menjelang akhir Maret 2020. Saya pribadi mendadak diserang sakit kepala teramat sangat. Setelah sore harinya  WA pribadi dan grup saya geger dikarenakan Prof. Idrus Paturusi, Rektor Kampus UNHAS pada masanya, termasuk dalam 13 orang positif Covid-19 di SulSel per 25 Maret 2020 ini. Seseorang seperti beliau pun sudah terdampak. Bersama 12 orang lainnya, yang bisa saja adalah mereka yang ditemui di keseharian kita. Semoga mereka lekas pulih, dan badai virus ini segera berlalu. Saya mengkhawatirkan banyak hal. Terutama, keluarga dan kerabat, pastinya. Yang mana, setelah menikah dan hidup dengan keluarga kecilku sendiri, saya tak lagi...

"Apa Mimpimu?"

Banyak yang bertanya, "Apa masalahmu sampai lama begini kelar kuliahnya?" Yakin mau tahu? Karena jujur saja, saya sendiri tak banyak berpikir soal itu. Atau lebih tepatnya, saya tak banyak berpikir lagi selama tiga tahun belakangan. Kalau hidup ini bagaikan aliran sungai yang bermuara entah kemana, maka saya sudah hanyut di dalamnya. Tanpa sedikitpun usaha untuk memilih hendak bersinggah kemana. Saya punya seorang teman, yang sebenarnya bisa disebut motivator dan memahami psikologi seseorang. Satu waktu dia menanyakan satu hal yang kemudian menjerat kami dalam pembicaraan panjang dan dalam. Dari sini saya juga tersadar, kau tidak akan teringat kalau kau sudah melupakan sesuatu kalau tak ada yang menanyakannya. "Apa mimpimu?" Saya sendiri tak lagi mengandalkan mimpi untuk membuat hidupku bertahan. Sebut saja dia sudah hancur. Saya tak punya tujuan, dan ini serius. Saya pernah bermimpi menjadi seorang penulis. Lalu dia menghilang dengan sendirinya. Saya juga ta...