Saya percaya, perlu banyak membaca untuk bisa membuatmu banyak menulis. Banyak bacaan, banyak tulisan. Jadi, untuk menulis tentu perlu banyak membaca terlebih dulu. Dan, saya lupa dengan kebiasaan ini.
Saya tak lagi banyak membaca buku. Sedikit membaca pun sudah sangat jarang. Lalu, kenapa menulis? Saya tak tahu harus menulis apa. Membaca saja jarang, apalagi dengan menulis? Hanya karena kebiasaan membaca saya jauh berkurang, saya bahkan kehilangan minat untuk menjadi seorang penulis. Satu-satunya mimpi yang pernah membuat hidup saya jadi bersemangat.
Memangnya apa saja yang pernah saya baca? Hahahaha. Saya tak lagi ingat. Ingatan saya selalunya payah. Dan semakin diperparah dengan kemalasan saya untuk menulis. Itulah kenapa, harusnya saya banyak lagi membaca, lalu menulis kemudian.
Lagi-lagi, membaca, menulis, untuk mengingat apa yang pernah singgah di pikiran. Untuk membuat kepalaku masih terus berguna. Bukan hanya menjadi benda yang hinggap di atas leherku saja.
Suatu waktu, seorang adik di kampus pernah berterimakasih pada saya. Tentang kebiasaan membaca yang saya tularkan ke dia. "Ah, untung saja saya sempat diingatkan waktu itu, kak. Ternyata banyak membaca, memang banyak manfaatnya!" Saya hanya membalasnya dengan senyum. Tanpa ingat kapan pernah saya mengatakan itu padanya.
Saya jadi sadar, isi kepala adikku itu, pastilah lebih berat dari isi kepalaku yang begitu ringan ini. Sebegitu ringannya sampai mudah dibawa angin dan jadi terlupakan. Ah! Sudah tahu ingatan ini payah. Masih saja malas baca-tulis. Padahal itu satu-satunya jalan untuk menyimpan ingatanku yang terbatas.
Karena itulah tulisan ini saya buat. Sebagai pengingat untuk banyak membaca lagi. Lalu ingat lagi, hal penting yang mungkin saja terlupakan. Biar bisa lagi banyak menulis. Kemudian, kenapa harus menulis? Biar kembali ke hidupku yang bersemangat. :)
Saya tak lagi banyak membaca buku. Sedikit membaca pun sudah sangat jarang. Lalu, kenapa menulis? Saya tak tahu harus menulis apa. Membaca saja jarang, apalagi dengan menulis? Hanya karena kebiasaan membaca saya jauh berkurang, saya bahkan kehilangan minat untuk menjadi seorang penulis. Satu-satunya mimpi yang pernah membuat hidup saya jadi bersemangat.
Memangnya apa saja yang pernah saya baca? Hahahaha. Saya tak lagi ingat. Ingatan saya selalunya payah. Dan semakin diperparah dengan kemalasan saya untuk menulis. Itulah kenapa, harusnya saya banyak lagi membaca, lalu menulis kemudian.
Lagi-lagi, membaca, menulis, untuk mengingat apa yang pernah singgah di pikiran. Untuk membuat kepalaku masih terus berguna. Bukan hanya menjadi benda yang hinggap di atas leherku saja.
Suatu waktu, seorang adik di kampus pernah berterimakasih pada saya. Tentang kebiasaan membaca yang saya tularkan ke dia. "Ah, untung saja saya sempat diingatkan waktu itu, kak. Ternyata banyak membaca, memang banyak manfaatnya!" Saya hanya membalasnya dengan senyum. Tanpa ingat kapan pernah saya mengatakan itu padanya.
Saya jadi sadar, isi kepala adikku itu, pastilah lebih berat dari isi kepalaku yang begitu ringan ini. Sebegitu ringannya sampai mudah dibawa angin dan jadi terlupakan. Ah! Sudah tahu ingatan ini payah. Masih saja malas baca-tulis. Padahal itu satu-satunya jalan untuk menyimpan ingatanku yang terbatas.
Karena itulah tulisan ini saya buat. Sebagai pengingat untuk banyak membaca lagi. Lalu ingat lagi, hal penting yang mungkin saja terlupakan. Biar bisa lagi banyak menulis. Kemudian, kenapa harus menulis? Biar kembali ke hidupku yang bersemangat. :)
Komentar
Posting Komentar