Langsung ke konten utama

Ganti PA dong!!

Penggantian Penasehat Akademik (PA) mulai berlaku semester ini. Para PA yang diganti ini adalah dosen yang sedang melanjutkan studi mereka. Termasuk PA saya. Yeay!! :) Saya teramat senang akan adanya hal ini. Semacam titik cerah di antara kemalasan saya menyelesaikan studi. :p

Siang itu, di kantor jurusan...
Berbekal kertas KRS yang sudah siap dikonsultasikan pada PA saya sebelumnya. Saya menunggu Wilda, teman se-PA yang seingat saya juga butuh konsultasi. Rencananya, saya baru akan menghubungi PA saya, setelah bersama Wilda. Menunggu Wilda tanpa janjian sebelumnya. Dikarenakan sinyal im3 yang memburuk di area kampus, komunikasi kami tak berjalan lancar. Saya mengirimkan sms tanpa bisa menerima balasan dari Wilda. Sudahlah... menunggu sambil berbagi cerita dengan beberapa teman yang juga punya urusan di jurusan.

Beberapa jam kemudian...
Wilda datang dan memberitahu PA-nya sudah diganti. Begitu juga dengan Ahmad, teman se-PA kami yang lain. *Saya ditinggal sendiri dengan PA yang begitu mudahnya ditemui?! Jadilah saya menghadap ke sekretaris jurusan. Menanyakan persoalan PA saya. Dan ternyata memang semua mahasiswa dengan PA (3 orang dosen yang melanjutkan studi) digantikan oleh dosen yang lain. Saya lalu memeriksa di staf jurusan,
atas petunjuk dari bapak sekretaris jurusan. Mencari tahu PA saya. Alhamdulillah, sepertinya PA yang kali ini mudah ditemui. Juga mudah berinteraksi dengan mahasiswanya. Senang! Teramat senang! Seperti ingin melompat-lompat di ruangan jurusan saat itu. Lalu tak jadi, takut bangunan kampus rubuh. :p

Setelah tahu PA saya selanjutnya, saya lalu menghubungi beliau. Membuat janji bertemu yang ternyata baru bisa dilakukan keesokan harinya. Tak apa... menunggu sehari lagi pun tak apa asal masih bisa bertemu beliau. *efek senang sekali :D

Selain saya, ada Mini yang juga PA-nya diganti. Ternyata lagi, sekarang kami se-PA!! Kenapa baru diakhir-akhir kuliah begini kami se-PA?! -_- ummm.. Tak apa (lagi), harus bersyukur atas apapun itu! *efek senang (lagi) :D Mini sebenarnya sudah selesai mengurus KRS. Urusan dia selanjutnya adalah konsultasi judul skripsi. Saya?! *JLEB!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aktivitas di Luar Kebiasaan

 Halo, saya Rizka. Seorang istri dan ibu dari sepasang putra dan putri yang lagi lucu-lucunya. Dua anak cukup? Biasanya, keseharian saya hanyalah mengurus rumah tangga. Seperti ibu muda biasanya. Yang kemudian selama lebih dari setahun belakangan, mencoba beraktivitas di luar kebiasaan. Ini tak mudah, meskipun sekarang lebih mudah rasanya. Kenapa? Ada dua kenapa dan kenapa.  Kenapa saya masih menginginkan aktivitas lain di luar kebiasaan menjadi ibu rumah tangga? Saya mungkin masih bisa leyeh-leyeh di rumah. Menikmati empuknya pembaringan serta hembusan angin dari kipas angin listrik di sudut kamar, atas nama istirahat sejenak. Dari kesibukan memenuhi kebutuhan suami dan anak-anak saya. Tapi, seorang yang sangat bisa menikmati waktu santai dengan begitu seriusnya, juga sangat bisa bosan. Jadi, intinya adalah kebosanan itu sendiri. Yang bahkan semua cara untuk membunuh rasa bosan ini, sudah jadi aktivitas yang membosankan.  Bukan saya tak mencintai suami dan anak-anakku t...

Rumahku Indonesia VS Darurat Covid-19

Ada yang tak biasa tentang keadaan sekarang ini. Negeriku Indonesia bersama dunia sedang berjuang melawan virus corona atau Covid-19 sejak akhir tahun 2019 lalu. Indonesia sendiri baru diliputi kepanikan tentangnya di awal Maret 2020. Ketika bapak Jokowi, presiden kita, mengumumkan dua orang di antara kita sudah terdampak virus ini.  Hari ini, menjelang akhir Maret 2020. Saya pribadi mendadak diserang sakit kepala teramat sangat. Setelah sore harinya  WA pribadi dan grup saya geger dikarenakan Prof. Idrus Paturusi, Rektor Kampus UNHAS pada masanya, termasuk dalam 13 orang positif Covid-19 di SulSel per 25 Maret 2020 ini. Seseorang seperti beliau pun sudah terdampak. Bersama 12 orang lainnya, yang bisa saja adalah mereka yang ditemui di keseharian kita. Semoga mereka lekas pulih, dan badai virus ini segera berlalu. Saya mengkhawatirkan banyak hal. Terutama, keluarga dan kerabat, pastinya. Yang mana, setelah menikah dan hidup dengan keluarga kecilku sendiri, saya tak lagi...

"Apa Mimpimu?"

Banyak yang bertanya, "Apa masalahmu sampai lama begini kelar kuliahnya?" Yakin mau tahu? Karena jujur saja, saya sendiri tak banyak berpikir soal itu. Atau lebih tepatnya, saya tak banyak berpikir lagi selama tiga tahun belakangan. Kalau hidup ini bagaikan aliran sungai yang bermuara entah kemana, maka saya sudah hanyut di dalamnya. Tanpa sedikitpun usaha untuk memilih hendak bersinggah kemana. Saya punya seorang teman, yang sebenarnya bisa disebut motivator dan memahami psikologi seseorang. Satu waktu dia menanyakan satu hal yang kemudian menjerat kami dalam pembicaraan panjang dan dalam. Dari sini saya juga tersadar, kau tidak akan teringat kalau kau sudah melupakan sesuatu kalau tak ada yang menanyakannya. "Apa mimpimu?" Saya sendiri tak lagi mengandalkan mimpi untuk membuat hidupku bertahan. Sebut saja dia sudah hancur. Saya tak punya tujuan, dan ini serius. Saya pernah bermimpi menjadi seorang penulis. Lalu dia menghilang dengan sendirinya. Saya juga ta...