Langsung ke konten utama

Mengenang, bukan Berharap

Aku mengingatmu lagi. 
Salah. Pada dasarnya, aku tak pernah benar-benar melupakanmu. 
Aku hanya tidak menghiraukan rasa rindu padamu. 
Dan hanya butuh sedikit pemantik agar rindu itu menghangat kembali.

Bagi kita, tak ada lagi kesempatan untuk bersama. 

Jadi, untuk apa lagi harap itu ada? 
Rasaku mungkin tulus. 
Tapi, tetap membutuhkan keberadaanmu untuk melengkapinya. 
Dan, rasanya itu yang tak mungkin.

Yang kubutuhkan sekarang,

hanya kerelaan untuk melepasmu.
Rasa yang tak akan ada tanpa usahaku mendapatkannya.

Segala kesibukan tak mampu menghilangkan rasaku untukmu. 

Segala pengalih perhatian belum cukup membuatku tak mengingatmu. 
Pun ketika kucoba menaruh hati pada yang lain, 
tanpa sadar selalu kubandingkan ia denganmu. 
Sepertinya, segala usahaku takkan cukup jika hanya berkisar pada usaha melupakanmu.

Yang kubutuhkan hanya kerelaan. 

Ya, rela sebisa mungkin untuk tak menaruh harap bersamamu. 
Karena mimpi dan harapan hanya untuk hal yang kita inginkan di masa datang. 
Dan yang kuharapkan adalah mengulang kebersamaan kita dulu. 
Itu tak mungkin. 
Sebab selain aku, kau juga banyak mengalami perubahan dalam hidupmu. 
Dan tak pernah kuharapkan untuk bisa bersama dirimu yang sekarang. 
Jadi, untuk apa lagi berharap?
 

Mungkin, 
aku hanya akan berhenti pada tahap mengenang. 
Bukan lagi berharap.

01:39am, Thu 28-04-2011

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aktivitas di Luar Kebiasaan

 Halo, saya Rizka. Seorang istri dan ibu dari sepasang putra dan putri yang lagi lucu-lucunya. Dua anak cukup? Biasanya, keseharian saya hanyalah mengurus rumah tangga. Seperti ibu muda biasanya. Yang kemudian selama lebih dari setahun belakangan, mencoba beraktivitas di luar kebiasaan. Ini tak mudah, meskipun sekarang lebih mudah rasanya. Kenapa? Ada dua kenapa dan kenapa.  Kenapa saya masih menginginkan aktivitas lain di luar kebiasaan menjadi ibu rumah tangga? Saya mungkin masih bisa leyeh-leyeh di rumah. Menikmati empuknya pembaringan serta hembusan angin dari kipas angin listrik di sudut kamar, atas nama istirahat sejenak. Dari kesibukan memenuhi kebutuhan suami dan anak-anak saya. Tapi, seorang yang sangat bisa menikmati waktu santai dengan begitu seriusnya, juga sangat bisa bosan. Jadi, intinya adalah kebosanan itu sendiri. Yang bahkan semua cara untuk membunuh rasa bosan ini, sudah jadi aktivitas yang membosankan.  Bukan saya tak mencintai suami dan anak-anakku t...

Kehilangan, Sebuah Fase Hidup

Kehilangan adalah bagian akhir dari proses memiliki sesuatu. Atau, melepas sesuatu yang pernah kau sebut punyamu. Punyaku. Punya kita. Setidaknya, kehilangan ini hadir dalam bentuk perasaan. Seperti kutipan lirik lagu yang Letto punya, "Rasa kehilangan hanya akan ada, jika kau pernah merasa memilikinya." Kehilangan bisa berarti berakhirnya kehidupan yang pernah kita bangun bersama. Atau juga, berarti memulai kehidupan yang baru, dengan orang-orang lainnya.  Saya pernah kehilangan. Sering. Dan seringnya tak punya nyali untuk meminta kembali apa yang pernah saya miliki itu kembali. Nyali atau sekedar gengsi? Bagi saya, meninggalkanku berarti kau kehilanganku. Tak ada jalan kembali. Rasaku tak akan pernah sama ketika kau kembali memilihku. Karena saya tak akan terima kau memilihku setelah pernah meninggalkanku ketika saya memilihmu dulu. Mengerti? Saya pun tak mengerti kenapa bisa jadi seperti itu. Sekarang, saya tak sedang bercerita tentang kau dan kau yang ternyata kem...

Perempuan Tangguh

Pernah saya dan beberapa teman mendapat julukan ini. bersama tiga teman seangkatan di kampus dan dua kakak di sana. Agak beresiko memang, dengan kata-kata itu. Karena sesungguhnya kami (sepertinya) hanyalah mencoba terlihat tangguh. Kami juga bukan superhero yang harus membantu kaum yang lemah. Apalah kami yang membantu diri sendiri saja sudah sulit. Atau itu hanya perasaanku saja. Pada akhirnya mereka jadi tangguh dengan cara mereka sendiri. Semoga aku pun sama. Update 2019... Tak semua dari mereka masih dekat denganku sekarang ini. Secara komunikasi, hanya dua dari mereka. Secara fisik, tak satu pun dari mereka dengan mudah kutemui saar ini. Apa jadinya kami kalau bertemu lagi? Mungkin akan mudah meski hanya bertanya kabar terkini tentang keadaan kami masing-masing. Agak merindukan mereka... Merindukan rasa tangguh seolah kami benar-benar tangguh Karena sesungguhnya saya hanya sedang rapuh saat ini Mungkin sedikit atmosfer di antara mereka bisa menularkan ketangguhan ...