Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2011

Untuk Teman TerBAIK

Saya kehilanganmu, teman. Dan sepertinya kau sudah melupakanku. Itu tak apa. Biar saja itu menjadi masa kini kita. Dan, izinkan saya bercerita sedikit tentang masa lalu kita. Kau pernah menjadi teman terbaik untukku. Ingat, untukku kau memang yang terbaik. Saya pernah tidak mengikuti suatu kegiatan karena sakit. Sebagai konsekuensinya, saya harus rela mendengar cerita teman-teman kita yang mengikutinya. Satu hal yang paling tidak saya sukai. Mendengar pengalaman teman-teman yang saya tidak terlibat di dalamnya. Mereka bercerita tentang senang, sedih, takut, dan marah yang mereka lewati bersama. Dan, saya jadi iri karenanya. Mungkin karena itu juga kebersamaan itu tidak melekat padaku. Seringkali saya merasa terasing, sendiri. Dan, kau berbeda. Kau tidak pernah menyinggung sedikit pun tentang kegiatan itu. Sampai-sampai saya mengira kau juga tidak mengikutinya. Baik sekali kau, teman. Kau mengerti bagaimana rasanya terasing diantara teman-teman dengan cerita mereka yang sama. Dan

Tulisan!!

Saya hanya merindukan, saat seseorang menagih agar tulisan-tulisan itu bisa tercipta lagi. Juga merindukan saat seseorang lainnya menyatakan menyukai tulisanku. Dan meski dia gemar memuji dengan maksud tertentu, saya tahu pujian itu tulus. Sebab bukan saya yang diincarnya saat dia sedang memuji itu. Selain itu, saat seseorang meminta saya menulis. Itu adalah saat dimana saya merasa penting untuk menulis. Meskipun hingga hari ini, tak satupun kata yang terangkai untuk memenuhi pinta itu. Maaf... Masih ada lagi. Saat beberapa teman datang bersamaan. Dengan pujian yang berlebihan sebab terkejut melihat tulisan-tulisan saya. Bahkan, katanya seorang dari mereka meneteskan air mata saat membacanya. Mereka yang mengumumkan kegemaran menulis saya kepada teman-teman lainnya. Dan, dulu... waktu SMA, dua orang teman rela menyediakan waktu khususnya untuk membaca tulisan-tulisan saya. Mereka akan membacanya dengan serius, seolah yang dibacanya itu buku cetakan, bukan kertas berisi tulisan tan

?!

Sekian hari menunggu menetes kembali Belum juga membuatnya kuat untuk tertahan T_T Ya, rupanya saya salah mengira dia sudah kuat Topeng kuat itu merapuh saat seseorang berusaha kembali mempertanyakan luka itu Ya, saya sebut saja luka Sebab keberadaannya hanya menyakiti hati orang saja Sungguh sangat saya syukuri Saat semua orang berusaha menutup luka itu Sebab semua sadar, ketika luka itu terbuka,  maka yang ada hanya keadaannya yang bertambah parah Tapi, rupanya itu belum bisa memuaskan semua orang Hingga semua kembali dibuka dan dibuka lagi Bunuh saja saya sekalian Sebab luka itu sungguh menyakitkan ketika dibuka kembali Dibuka berkali-kali. Seolah belum cukup luka kemarin itu Oh, iya... kalau kau tak ada saat hati itu mulai terlukai Tolong jangan mengungkitnya lagi dan lagi Sebab itu sama saja kau tak pernah mengizinkannya untuk sembuh Kau tak ada saat itu Bagaimana mungkin kau memaksanya sembuh begitu saja?!

5 Januari (1991-2011)

20 Tahun? Belum banyak yang bisa dibanggakan Hanya bertambah tua Bertambah masalah Dan bertambah berat massa bumi. :D 5 Januari 1991 Saya lahir dengan panjang tubuh 52 cm dan berat 3,6 KG. Lahir di RS.Pertiwi. Katanya, saat akan dilahirkan ibuku ke rumah sakit dibonceng ayah dengan motornya saat itu. Yang saya tidak habis pikir, kenapa jauh sekali saya dilahirkan? Ada banyak PUSKESMAS dan Rumah Sakit Bersalin yang dilewati saat menempuh perjalanan ke RS. Pertiwi. Tapi, kenapa jauh sekali? Ada-ada saja ibu dan ayah saat itu. Anak sudah mau lahir, masih sempat saja cari Rumah Sakit yang jauh. Untung saya tidak terlahir di jalanan. :D Seperti yang pernah saya lihat saat ibuku masih bertugas di PKM.Pattingalloang. Ada ibu yang melahirkan di atas becak. :D 5 Januari... Nah... ini dia tidak enaknya lahir di tanggal segitu. Baru saja semangat kita terbakar saat memulai awal tahun. eh... sudah ulang tahun lagi empat hari kemudian. Jadinya, dalam setahun saat 'paling bersemang