Langsung ke konten utama

Aku Kamu Punyaku Punyamu

Rasa minder itu masih ada
Ketika melihat mereka punya
Apa yang tak saya punya
Ketika mereka bisa
Apa yang tak saya bisa

...

Sedih itu wajar untuk kita sebagai manusia. Biar bisa menghargai apa yang kita punya. Begitu pun dengan penyesalan. Biar kita bisa memilih untuk tak mengulangi kesalahan yang pernah dilakukan. Dan, di sana lah saya sekarang.

Separuh sedih, separuh menyesal. Mencari teman bercerita, tapi seperti ada yang salah. Ceritaku tak menarik untuk didengar, mereka mungkin bosan dengan ceritaku, atau saya yang pernah tak memberi kesempatan bercerita ketika mereka butuh.

Teman hidup, alhamdulillah saya punya. Tapi, teman dekat sepertinya sedang jauh... AH!

Itu yang terjadi ketika gadget yang kau punya, hanya kau jadikan alat pencari informasi orang-orang di sekitarmu. Bukannya malah berkomunikasi dengan mereka.

...

Sekian, celotehan awal tahun masehi!

...

Pada dasarnya, saya banyak bersyukur
Dan memang sudah seharusnya begitu
Karena, saya juga punya
Yang mereka ingin punya...♥

...

Hidup selalu begitu
Kau memiliki apa yang memang kau butuhkan saat ini
Allah Maha Tahu mana yang terbaik. :-)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Untuk Paris dan Jo

Singkat saja kali ini. Aku akan menyusul kalian. Seminar proposal. Segera. Segera, setelah bulat tekadku menghadap ibu PA cantik dan baik hatinya. Serta bapak Ketua Jurusan yang tak kalah baiknya. Ttd., Rizka dan sisa-sisa semangat demi menghabiskan 08 yang tersisa di sisa-sisa akhir kesempatan bergelar Sarjana Ilmu Komunikasi, eh, Sarjana Sosial dari kampus merah.

Rumahku Indonesia VS Darurat Covid-19

Ada yang tak biasa tentang keadaan sekarang ini. Negeriku Indonesia bersama dunia sedang berjuang melawan virus corona atau Covid-19 sejak akhir tahun 2019 lalu. Indonesia sendiri baru diliputi kepanikan tentangnya di awal Maret 2020. Ketika bapak Jokowi, presiden kita, mengumumkan dua orang di antara kita sudah terdampak virus ini.  Hari ini, menjelang akhir Maret 2020. Saya pribadi mendadak diserang sakit kepala teramat sangat. Setelah sore harinya  WA pribadi dan grup saya geger dikarenakan Prof. Idrus Paturusi, Rektor Kampus UNHAS pada masanya, termasuk dalam 13 orang positif Covid-19 di SulSel per 25 Maret 2020 ini. Seseorang seperti beliau pun sudah terdampak. Bersama 12 orang lainnya, yang bisa saja adalah mereka yang ditemui di keseharian kita. Semoga mereka lekas pulih, dan badai virus ini segera berlalu. Saya mengkhawatirkan banyak hal. Terutama, keluarga dan kerabat, pastinya. Yang mana, setelah menikah dan hidup dengan keluarga kecilku sendiri, saya tak lagi serumah

Berdamai dengan Takdir

Sepertimu, saya hanya seorang manusia biasa. Dengan jalan hidup yang sudah ditentukan oleh-Nya. Kita menyebutnya takdir. Saya, kau, dia, dan mereka takkan pernah bisa membuatnya berubah atau bergeser sedikitpun. Ukurannya tepat tanpa bisa digugat. Beberapa tahun ini, ada takdir yang terus saya sesali keberadaannya. Terus bersedih saat mengingatnya. Seringkali menyalahkan hal lain sebagai penyebabnya. Termasuk menghukum diri dengan menganggap kesialan tak pernah punya akhir. Sekarang... saya memilih berdamai dengan keadaan. Berdamai dengan takdirku juga takdirmu. Saya bukan seorang penting yang bisa membuatnya berubah. Lagipula, kalau ini takdir, bagaimana bisa saya melawannya? Yang saya bisa hanya mencoba berdamai. Mencoba menata hati yang selalu menentang hal yang tak saya sukai. Tapi, bukankah hati tak mesti selalu bahagia? Sedih, gusar, dan kepahitan hidup harus ada agar kau juga bisa menghargai nikmatnya bersenang-senang. Berdamailah... terima takdirmu. :)