Langsung ke konten utama

Hilang...


Rasanya semakin jauh saja. Masih saja aku terdiam disini tak tahu harus berbuat apa. Aku tak lagi disana. Diantara kalian. Bersenda gurau bersama meski aku hanya kebagian tertawanya saja tanpa pernah bisa membuat kalian tertawa. Meski aku hanya kebagian menjadi pendengar saja tanpa sempat menceritakan hal menarik pada kalian.
Aku disini. Pada lingkaran yang tak lagi diisi kalian. Rasanya seperti di duniaku sendiri. Tersesat karena tak lagi menemukan kedamaian yang sama seperti saat ada kalian bersamaku. Aku tak lagi merasa kenal dengan suasana ini. Ini bukan tempat yang ada kalian disana. Atau, bukan aku yang kalian kenal yang mendatangi tempat itu.
Selalu saja aku menyendiri. Lebih tepatnya merasakan sepi padahal ada kalian yang riuh ramai. Tapi, aku tak ada disana. Serupa tembok yang hanya menjadi saksi bisu kebersamaan kalian. Aku disana, tapi tak bersama kalian. Seperti ada aku dan kalian. Tak bisa menjadikan diriku bagian dari kita.
Terlalu lama rasanya hingga aku kehilangan semua kesempatan dengan kalian. Seolah aku tersepak keluar. Atau menarik diriku sendiri dan menjauh? Tapi, karena apa? Aku sendiri pun lupa. Yang kuingat, ada saatnya kudapati diriku hanya sendiri. Tak ada kalian disana. Hanya menyendiri.
Serupa orang asing di antara kalian yang kukenali. Kaku. Tak tahu harus berbuat apa. Hilang. Tak tahu bagaimana menikmati waktu dengan kalian.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aktivitas di Luar Kebiasaan

 Halo, saya Rizka. Seorang istri dan ibu dari sepasang putra dan putri yang lagi lucu-lucunya. Dua anak cukup? Biasanya, keseharian saya hanyalah mengurus rumah tangga. Seperti ibu muda biasanya. Yang kemudian selama lebih dari setahun belakangan, mencoba beraktivitas di luar kebiasaan. Ini tak mudah, meskipun sekarang lebih mudah rasanya. Kenapa? Ada dua kenapa dan kenapa.  Kenapa saya masih menginginkan aktivitas lain di luar kebiasaan menjadi ibu rumah tangga? Saya mungkin masih bisa leyeh-leyeh di rumah. Menikmati empuknya pembaringan serta hembusan angin dari kipas angin listrik di sudut kamar, atas nama istirahat sejenak. Dari kesibukan memenuhi kebutuhan suami dan anak-anak saya. Tapi, seorang yang sangat bisa menikmati waktu santai dengan begitu seriusnya, juga sangat bisa bosan. Jadi, intinya adalah kebosanan itu sendiri. Yang bahkan semua cara untuk membunuh rasa bosan ini, sudah jadi aktivitas yang membosankan.  Bukan saya tak mencintai suami dan anak-anakku t...

Perempuan Tangguh

Pernah saya dan beberapa teman mendapat julukan ini. bersama tiga teman seangkatan di kampus dan dua kakak di sana. Agak beresiko memang, dengan kata-kata itu. Karena sesungguhnya kami (sepertinya) hanyalah mencoba terlihat tangguh. Kami juga bukan superhero yang harus membantu kaum yang lemah. Apalah kami yang membantu diri sendiri saja sudah sulit. Atau itu hanya perasaanku saja. Pada akhirnya mereka jadi tangguh dengan cara mereka sendiri. Semoga aku pun sama. Update 2019... Tak semua dari mereka masih dekat denganku sekarang ini. Secara komunikasi, hanya dua dari mereka. Secara fisik, tak satu pun dari mereka dengan mudah kutemui saar ini. Apa jadinya kami kalau bertemu lagi? Mungkin akan mudah meski hanya bertanya kabar terkini tentang keadaan kami masing-masing. Agak merindukan mereka... Merindukan rasa tangguh seolah kami benar-benar tangguh Karena sesungguhnya saya hanya sedang rapuh saat ini Mungkin sedikit atmosfer di antara mereka bisa menularkan ketangguhan ...

Kehilangan, Sebuah Fase Hidup

Kehilangan adalah bagian akhir dari proses memiliki sesuatu. Atau, melepas sesuatu yang pernah kau sebut punyamu. Punyaku. Punya kita. Setidaknya, kehilangan ini hadir dalam bentuk perasaan. Seperti kutipan lirik lagu yang Letto punya, "Rasa kehilangan hanya akan ada, jika kau pernah merasa memilikinya." Kehilangan bisa berarti berakhirnya kehidupan yang pernah kita bangun bersama. Atau juga, berarti memulai kehidupan yang baru, dengan orang-orang lainnya.  Saya pernah kehilangan. Sering. Dan seringnya tak punya nyali untuk meminta kembali apa yang pernah saya miliki itu kembali. Nyali atau sekedar gengsi? Bagi saya, meninggalkanku berarti kau kehilanganku. Tak ada jalan kembali. Rasaku tak akan pernah sama ketika kau kembali memilihku. Karena saya tak akan terima kau memilihku setelah pernah meninggalkanku ketika saya memilihmu dulu. Mengerti? Saya pun tak mengerti kenapa bisa jadi seperti itu. Sekarang, saya tak sedang bercerita tentang kau dan kau yang ternyata kem...