Langsung ke konten utama

Hilang...


Rasanya semakin jauh saja. Masih saja aku terdiam disini tak tahu harus berbuat apa. Aku tak lagi disana. Diantara kalian. Bersenda gurau bersama meski aku hanya kebagian tertawanya saja tanpa pernah bisa membuat kalian tertawa. Meski aku hanya kebagian menjadi pendengar saja tanpa sempat menceritakan hal menarik pada kalian.
Aku disini. Pada lingkaran yang tak lagi diisi kalian. Rasanya seperti di duniaku sendiri. Tersesat karena tak lagi menemukan kedamaian yang sama seperti saat ada kalian bersamaku. Aku tak lagi merasa kenal dengan suasana ini. Ini bukan tempat yang ada kalian disana. Atau, bukan aku yang kalian kenal yang mendatangi tempat itu.
Selalu saja aku menyendiri. Lebih tepatnya merasakan sepi padahal ada kalian yang riuh ramai. Tapi, aku tak ada disana. Serupa tembok yang hanya menjadi saksi bisu kebersamaan kalian. Aku disana, tapi tak bersama kalian. Seperti ada aku dan kalian. Tak bisa menjadikan diriku bagian dari kita.
Terlalu lama rasanya hingga aku kehilangan semua kesempatan dengan kalian. Seolah aku tersepak keluar. Atau menarik diriku sendiri dan menjauh? Tapi, karena apa? Aku sendiri pun lupa. Yang kuingat, ada saatnya kudapati diriku hanya sendiri. Tak ada kalian disana. Hanya menyendiri.
Serupa orang asing di antara kalian yang kukenali. Kaku. Tak tahu harus berbuat apa. Hilang. Tak tahu bagaimana menikmati waktu dengan kalian.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Untuk Paris dan Jo

Singkat saja kali ini. Aku akan menyusul kalian. Seminar proposal. Segera. Segera, setelah bulat tekadku menghadap ibu PA cantik dan baik hatinya. Serta bapak Ketua Jurusan yang tak kalah baiknya. Ttd., Rizka dan sisa-sisa semangat demi menghabiskan 08 yang tersisa di sisa-sisa akhir kesempatan bergelar Sarjana Ilmu Komunikasi, eh, Sarjana Sosial dari kampus merah.

Rumahku Indonesia VS Darurat Covid-19

Ada yang tak biasa tentang keadaan sekarang ini. Negeriku Indonesia bersama dunia sedang berjuang melawan virus corona atau Covid-19 sejak akhir tahun 2019 lalu. Indonesia sendiri baru diliputi kepanikan tentangnya di awal Maret 2020. Ketika bapak Jokowi, presiden kita, mengumumkan dua orang di antara kita sudah terdampak virus ini.  Hari ini, menjelang akhir Maret 2020. Saya pribadi mendadak diserang sakit kepala teramat sangat. Setelah sore harinya  WA pribadi dan grup saya geger dikarenakan Prof. Idrus Paturusi, Rektor Kampus UNHAS pada masanya, termasuk dalam 13 orang positif Covid-19 di SulSel per 25 Maret 2020 ini. Seseorang seperti beliau pun sudah terdampak. Bersama 12 orang lainnya, yang bisa saja adalah mereka yang ditemui di keseharian kita. Semoga mereka lekas pulih, dan badai virus ini segera berlalu. Saya mengkhawatirkan banyak hal. Terutama, keluarga dan kerabat, pastinya. Yang mana, setelah menikah dan hidup dengan keluarga kecilku sendiri, saya tak lagi serumah

Kamu, Do'a Diam-Diamku

Aku akan mendo'akanmu diam-diam Aku masih mendo'akanmu, seperti yang sudah-sudah Tapi, tak selalu... tentu saja banyak hal lain yang ikut kudo'akan Tapi, juga ada kamu di sana Mungkin, tak seperti yang seharusnya Ketika takdir diputuskan dan itu bukanlah kamu Kamu satu-satunya orang, yang entah kenapa membuatku khawatir ketika harus kukabarkan kabar bahagiaku sudah datang Yang hanya kamu jawab, "Benar yang kubilang, kamu akan menikah." Kuminta kehadiranmu, kamu pun menyanggupinya, hadir mengisi bahagiaku seperti yang sudah-sudah Lega rasanya, juga senang tak terkira Seperti gadis kecil yang merajuk, dan dibujuk dengan es krim di tanganmu Atau, seperti ketika Hadirmu dengan segelas air di tangan Saat kuterbaring sakit Dan lagu itu akan selalu mengingatkanku tentangmu Dengan akhir yang sama Dengan do'a yang sama untukmu... Sahabatku, usai tawa ini.  Izinkan aku bercerita:  Telah jauh, ku mendaki.  Sesak udara di atas puncak khayalan.  Jangan sampai kau di sana T